Chapter 20

202 21 0
                                    

Yuhuuuuuu balik lagi with meeeehh 💃 Langsung aja lah ya kita skuuuyyyy
Maap juga sebelumnya kalo masih banyak kesalahan dalam penulisan ya teman-teman 🙏🏻

Happy reading kawan!





Sudah hampir satu minggu ujian berjalan, kini sebagian mahasiswa yang telah melaksanakan ujian dapat bersenang hati merasakan kelegaan yang hakiki dan bersantai. Berbeda dengan beberapa mahasiswa yang sebagian juga masih harus berjuang dengan soal-soal ujiannya.

Makanya, terkadang banyak dari mereka yang telah selesai ujian suka mengejek teman mereka yang masih harus sibuk mengerjakan soal ujian di kelas.

Sama seperti Hafiz, Sean, dan Yoga. Ketiga pemuda itu baru saja menyelesaikan ujian terakhir mereka hari ini. Lain halnya dengan Rakha, Harvey, dan Elvano yang masih harus menyelesaikan sekitar dua hari lagi agar ujian selesai. Alhasil, mereka hanya duduk di kursi taman kampus yang cukup ramai oleh sebagian mahasiswa yang baru saja menyelesaikan ujian mereka juga.

Tak ayal, mereka juga bisa melihat beberapa mahasiswa yang berlalu lalang di sana. Apalagi bertemu dengan mahasiswa yang berlarian untuk masuk ke kelas supaya tidak terlambat.

"Ngapa dah, kampus sama tapi tanggal ujian beda? Padahal tinggal dipukul sama rata aja udah selesai," kata Sean setelah menyeruput es kopi miliknya dan berbicara setelah melihat beberapa mahasiswa masih mengenakan almamater kampus.

"Ya gak tahu gue sih, gue anaknya Tigra soalnya."

PLAK!

"Apa hubungannya bajingan?! Lo jangan bikin gue emosi ya Tigra!" Sungut Hafiz setelah memukul dahi Yoga hingga menimbulkan bekas kemerahan pada dahi anak Pak Tigra itu.

"Yeee bokap gue kan bukan rektor, ya gue gak tahu lah. Gitu aja emosian, udah kayak cewek lagi pms aja heran," timpal Yoga sembari mengusap dahinya yang terasa panas akibat tangan Hafiz yang memukulnya seenaknya sendiri.

"Tapi banyak kampus yang gitu gak sih? Kayak, tiap fakultas juga gak sama jadwal ujiannya–" Sean hanya mengangguk, paham tidak paham mengangguk saja lah daripada harus terkena pukulan dari Hafiz. "–Lo lihat aja tuh, dua temen lo si anak teknik yang lagi jalan kemari," kata Hafiz yang menunjuk Harvey dan Elvano yang berjalan ke arah mereka dengan dagunya.

"Ngapain tuh anak dua? Bukannya ke kelas," sahut Yoga kemudian.

"Heh! Gak ke kelas lo berdua?"

Hafiz bertanya padalnya, ia melihat Harvey dan Elvano yang menghampiri mereka bertiga sembari membawa sebuah bingkisan yang dilihat dari bentuk plastiknya, sepertinya itu adalah roti.

"Nih, dimakan. Gue sama Harvey tadi sengaja beli. Lo pada belum sarapan kan?" Elvano meletakkan plastik itu di meja kayu bundar yang ada di hadapan ketiga temannya. Mendengar jika Elvano dan Harvey membelikan roti untuk mereka, langsung saja tanpa berpikir panjang apapun mereka lantas memakannya. Memang benar, mereka belum sempat sarapan karena harus berangkat pagi untuk ujian hari terakhir. Berbeda dengan Harvey dan Elvano yang bahkan ketika mereka selesai ujian, kedua teman mereka itu baru sampai di kampus.

"Sisain buat Rakha juga. Tadi gue beli banyak, Harvey liat mobil lo pergi jam 7 soalnya," kata Elvano yang menunjuk Sean dan langsung dibalas dengan anggukan oleh anak Pak Yudha itu. "Absen kelas dulu gue, ujiannya jam 8 soalnya. Emang agak laen matkul ujian terakhir," ucap Sean.

THE KANIGARA'S SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang