CHAPTER 11

6.3K 198 4
                                    

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

Kini Gevan sedang mengadakan meeting bersama para klien di kantornya.

Gevan terlihat sangat tampan dilihat dari sisi manapun, karena itu Siska sangat terobsesi padanya.

Selama meeting Siska hanya terus menatap Gevan, namun ia juga mendengar jelas apa yang diucapkan Gevan di depan.

"Sampai sini bisa dipahami?"

"Bisa pak"

"Baiklah kalau begitu kita tutup acara meeting hari ini dengan hamdalah, dan saya ucapkan terima kasih kepada semua yang sudah hadir"

Setelah selesai membaca hamdalah, Gevan pun keluar dari ruangan meeting itu, diikuti semua klien yang ikut dalam acara meeting hari ini.

Kini Gevan berada di dalam restaurant dekat kantor, karena perut yang terasa sangat lapar setelah keluar dari ruang meeting tadi Gevan memutuskan untuk mengisi perutnya terlebih dahulu.

Saat sedang asik memakan makan siangnya, ada saja yang mengganggunya.

"Halo pak!" teriak Siska sembari duduk di hadapan Gevan dengan tangan yang terlipat di atas meja.

Gevan yang melihat itu langsung menyudahkan makannya, lalu beranjak untuk membayar makan siangnya itu.

"Loh pak? Kok pergi" ucap Siska sembari mengerucutkan bibirnya.

Setelah membayar, Gevan berjalan melewati Siska. Namun langkahnya terhenti karna Siska menahan lengannya.

"Pak tunggu dulu" tahan Siska.

"Tidak sopan!" bentak Gevan sembari melepaskan kasar lengannya dari pegangan Siska.

"Maaf pak, lagian bapak main pergi-pergi aja"

Gevan menatap Siska tajam, namun yang ditatap hanya memainkan jarinya manja di dada Gevan.

"Bapak dari pada langsung balik lagi ke kantor terus ngurusin kerjaan yang bikin pusing, mending temenin saya makan aja gimana?" ucap Siska masih dengan jari di dada Gevan.

Gevan menjauhkan jari Siska dari dadanya kasar.

"Berani-beraninya kamu sentuh dada saya SISKA!" bentak Gevan geram.

Bukannya takut di bentak Gevan, Siska malah makin menjadi-jadi.

"Jangan marah-marah dong pak, cuman di sentuh kok" ucap Siska santai.

DIJODOHKAN AYAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang