CHAPTER 21

5.4K 172 0
                                    

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

Saat sedang asik menonton drakor, deringan dari handphone Gevan mengalihkan keseriusannya. Ia pun beranjak dari kasurnya untuk mengambil handphone Gevan diatas meja rias.

"Siska sekretaris?" ucapnya pelan saat melihat nama kontak yang menelfon, lalu mengangkatnya.

Belum sempat ia mengucapkan "hallo", Siska sudah berucap duluan.

"Sore pak Gevan, lagi apa nih? Udah makan? Kalo belum makan dulu, jangan lupa minum juga biar gak keselek hahaha"

"Oh iya, jangan lupa surat tadi di tanda tangani, kasian nih anak kita kalo gak ada ayahnya"

Dinda membelalakan matanya mendengar ucapan Siska barusan, ia diam membeku sembari terus mendengar yang Siska ucapkan.

"Bapak kok diam aja? Ketiduran? Ah yaudah deh kalo gitu saya matiin, tidur nyenyak sayang hahaha" ucap Siska lalu mematikan telfonnya.

Perlahan Dinda menjauhkan handphone Gevan dari telinganya, ia benar-benar tak percaya dengan ucapan yang tadi ia dengar dari Siska.

"Apa ini? Gevan mempunyai anak dengan perempuan yang berstatus sekretarisnya?" -batinnya.


"Dinda" panggil Gevan yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Dinda yang mendengar suara Gevan pun segera menyimpan handphone Gevan kembali ke atas meja rias, lalu membalikan badannya.

"Stop!" ucap Dinda saat melihat Gevan yang berjalan menghampirinya.

"Kenapa?"

"Jangan deketin gue"

"Loh? Kamu kenapa Dinda?" tanya Gevan tak mengerti.

"Lo pikir sendiri" ucap Dinda lalu berjalan melewati Gevan. Namun saat akan keluar kamar, lengannya ditahan oleh Gevan.

"Tunggu Dinda, saya gak ngerti maksud kamu"

"Lepas!" bentak Dinda sembari menghempaskan lengannya dari genggaman Gevan.

"Lo gak ngerti!?"

"Nggak"

"Lo kalo gak bisa mencintai gue, yaudah gak usah dipaksain!"

"Sudah saya bilang, saya akan berusaha Dinda"

"Lo cuman kasihan sama gue kan!? Iyakan? Ngaku lo!"

DIJODOHKAN AYAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang