"𝐏𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐮𝐧𝐜𝐮𝐥 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐚𝐧"
Diharapkan untuk follow sebelum membaca.
"Ayah akan menjodohkan kamu."
Tak pernah Adinda berkepikiran akan dijodohkan oleh ayahnya dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali.
Namun d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
●●●
Semuanya sudah berkumpul di ruang tamu, mulai dari Tino, Wina, Zhea, Dinda, Gevan dan Siska. Hanya Jayden yang belum datang dan masih dalam perjalanan menuju rumah Gevan.
Mereka sudah duduk di sofa besar dengan laptop berukuran sedikit besar yang berada di atas meja ruang tamu.
"Bang Jay masih lama bun?" tanya Dinda pada Zhea.
"Bentar lagi juga pasti datang kok, tunggu aja"
Dinda mengangguk, lalu kembali diam di tempatnya dengan tatapan kosong ke bawah.
Gevan pun hanya diam tidak membuka suara sembari membuka galeri di ponselnya dan melihat-melihat foto dirinya dengan Miky dulu. Dinda sedikit mengintip layar handphone Gevan, lalu menundukan kepala sembari memainkan jari mungilnya.
"Tidak apa-apa, semuanya sudah direncanakan yang diatas, kita tidak tahu kalau sekarang Miky akan seperti ini" ujar Gevan menenangkan sembari mengelus dan menggenggam tangan Dinda, walau berat hatinya menerima kepergian Miky.
"Maaf Gevan, aku minta maaf"
Gevan diam, lalu merangkul bahu Dinda dihadapan semuanya. Zhea, Tino, dan Wina diam-diam tersenyum melihat kehangatan sikap Gevan pada istrinya itu.
Namun Siska hanya menatap Dinda malas sembari memainkan handphone di tangannya.
"Permisi, maaf saya telat" ucap Jayden saat memasuki ruang tamu.
"Iya, eh ada siapa tuh di belakangnya?" tanya Zhea.
Saat ditanya begitu, gadis berambut panjang di ikat pun mulai mengubah posisinya menjadi bersampingan dengan Jayden.