"𝐏𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐮𝐧𝐜𝐮𝐥 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐚𝐧"
Diharapkan untuk follow sebelum membaca.
"Ayah akan menjodohkan kamu."
Tak pernah Adinda berkepikiran akan dijodohkan oleh ayahnya dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali.
Namun d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
●●●
Pagi ini langit sangat cerah, dua pasangan dengan tangan yang tidak sengaja saling memeluk satu sama lain masih terlelap dalam tidurnya.
Brak!
Dinda tak sengaja mendorong tubuh Gevan hingga terjatuh ke lantai, Gevan meringis karna tubuhnya menghantam lantai dingin.
Dinda sedikit mendengar ringisan Gevan, namun ia mengabaikannya lalu kembali menutup mata.
Gevan segera berdiri, ia menatap Dinda kesal karna kembali tertidur, ingin sekali Gevan membalas Dinda agar jatuh ke lantai seperti dirinya. Namun melihat wajah Dinda yang terlihat sangat nyaman tertidur, membuat dirinya memendam rasa ingin membalas itu.
Gevan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, karna sekarang ia harus pergi ke kantor mengingat pekerjaannya yang mulai menumpuk.
Setelah selesai berpakaian rapi dan siap untuk berangkat ke kantor, Gevan segera keluar dari kamarnya lalu turun ke bawah untuk segera pergi.
Bi Siti baru saja melewati ruang keluarga, ia melihat Gevan yang sudah rapi dengan pakaian kantornya dan sedang berjalan menuju pintu utama.
"Tuan" panggil bi Siti sembari berjalan mendekati Gevan.
Gevan yang mendengar panggilan dari bi Siti segera membalikan badannya.
"Ya?"
"Nggak sarapan dulu? Bibi sudah buatkan sarapan"
"Nggak usah bi nanti saya makan di kantor, sarapannya biar bibi sama Dinda aja yang makan"
"Oh begitu, yasudah hati-hati tuan"
Gevan hanya menganggukan kepalanya lalu segera keluar meninggalkan rumah.
Bi Siti menatap kepergian Gevan dengan mobilnya sebentar, lalu menutup pintu dan kembali masuk ke dalam rumah.
Beberapa menit berlalu, Dinda terbangun dari tidurnya yang lelap. Ia melirik ke samping dan tidak mendapati Gevan di sampingnya.