CHAPTER 27

6.3K 164 13
                                        

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

"Papa kok gak bilang dari tadi sih.." ucap Wina dengan nada memelas.

"Maaf, papa lupa"

"Yasudah kalau begitu besok saya ke kantor untuk melihat rekaman cctv di ruangan saya, terima kasih pa" ucap Gevan merasa lega.

Sedangkan Siska membeku tak bisa berkata-kata dan bergerak sedikit pun, kecemasan dan ketakutan menyelimuti dirinya.

"Gevan, susul istrimu sana" titah Wina.

Gevan mengangguk lalu beranjak pergi meninggalkan ruang keluarga untuk menyusul Dinda.

"Setelah ini jika benar kamu yang melakukan semuanya, saya sangat kecewa Siska. Padahal kamu satu-satunya karyawan terbaik dahulu" jelas Zero.

"P-pecat aja pak, saya bisa kerja di tempat lain" ucap Siska dengan nada gugup.

"Kamu fikir setelah di pecat dari kantor milik keluarga saya, kamu bisa kerja di tempat lain lagi? Gak bisa Siska"

"Terserah, yang penting tujuan saya sekarang menikah dengan pak Gevan, tidak peduli jika saya jadi istri keduanya pun"

PLAK!!

"Jaga ucapan kamu itu!" bentak Zhea tak bisa menahan amarahnya melihat tingkah laku Siska.

Siska mengusap pipinya yang kembali memerah akibat tamparan, matanya mulai memanas lalu menatap Zhea tajam.

"Saya salah dimana bu? Bukannya perasaan itu tidak ada yang tau akan jatuh pada siapa?"

"Memang perasaan tidak ada yang tau jatuh pada siapa, tapi disini kamu jatuhkan hati kamu pada Gevan yang statusnya adalah atasan kamu juga sudah menikah dan beristri, kamu sama-sama perempuan dengan Dinda pasti bisa lah menghargai perasaannya" ucap Zhea lagi.

"Saya tidak peduli bu, sudah saya bilang kalau jadi istri keduanya pun saya rela. Permisi"

Siska pun berjalan melewati Wina, Zhea, dan Zero. Dan pergi meninggalkan rumah besar milik Gevan.

●●●

"Dinda, where are you?" panggil Gevan sedikit keras, karna tak menemukan Dinda di semua ruangan yang ada di dalam rumahnya.

Tak ada sahutan dari Dinda, Gevan mulai khawatir pada istrinya itu. Walaupun ia kehilangan Dinda di dalam rumahnya tetap saja ia khawatir, bahkan hingga keringat dingin membasahi keningnya.

"Where are you, dear.." panggil Gevan sekali lagi sembari melewati salah satu kamar tak terpakai di bagian belakang rumah.

Saat akan kembali berjalan Gevan terdiam mendengar suara bersin kecil dari dalam kamar tak terpakai itu, dengan cepat dan rasa sangat khawatir ia membuka pintu kamar itu dan..

DIJODOHKAN AYAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang