"𝐏𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐮𝐧𝐜𝐮𝐥 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐚𝐧"
Diharapkan untuk follow sebelum membaca.
"Ayah akan menjodohkan kamu."
Tak pernah Adinda berkepikiran akan dijodohkan oleh ayahnya dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali.
Namun d...
Dinda pun langsung duduk di samping bunda dan melahap sarapannya.
"Besok kamu gak sekolah dulu ya din" ujar bunda.
"Loh? Kenapa?" tanya Dinda di sela-sela makan.
"Kamu kan mau nikah sayang" ucap bunda.
Dinda menghentikan kegiatan mengunyahnya, ia baru ingat kalo hari esok ialah hari dimana dirinya dengan Gevan akan benar-benar sah menjadi pasangan sehidup semati.
"Dek? Kenapa?" tanya Jayden.
"Gapapa" ucap Dinda lalu melanjutkan makannya dengan mata yang panas ingin menangis.
"Kamu siap kan?" ujar ayah.
Dinda hanya menganggukan kepalanya lemah.
"Bagus deh kalo gitu"
Dinda merasakan air mata yang susah payah ia tahan, malah turun begitu saja membahasahi pipinya.
Jayden merasa sangat iba melihat adiknya seperti itu, tapi mau bagaimana lagi? ayahnya sudah berkata begitu, yasudah.
Dinda pun segera mengusap air matanya kasar, lalu beranjak dari duduknya.
"Dinda berangkat" ujarnya.
"Gevan belum datang sayang, tunggu dulu" ucap bunda.
"Dinda mau berangkat sendiri, kalo Gevan kesini bilang aja aku udah pergi gak mau ngerepotin Gevan, atau nanti deh aku chat Gevan."