CHAPTER 07

7.3K 252 6
                                    

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

Pagi ini Dinda sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah, ia juga terus tersenyum sembari menatap wajahnya di cermin.

"Gue cantik juga ternyata" ujar Dinda sembari terkekeh.

Tak lama merapikan diri, Dinda pun turun ke bawah untuk sarapan.

"Pagi!!" teriak Dinda.

"Pagi juga" ucap ayah, bunda, juga bang jay.

"Kayanya hari ini kamu semangat banget dek, mau ngapain hayo?" ujar Jayden.

"Apaan sih Dinda gak bakal ngapa-ngapain kok, emang kenapa kalo Dinda semangat sekolah?"

"Gak papa si, cuma aneh aja gitu"

"Nyenye"

Dinda pun langsung duduk di samping bunda dan melahap sarapannya.

"Besok kamu gak sekolah dulu ya din" ujar bunda.

"Loh? Kenapa?" tanya Dinda di sela-sela makan.

"Kamu kan mau nikah sayang" ucap bunda.

Dinda menghentikan kegiatan mengunyahnya, ia baru ingat kalo hari esok ialah hari dimana dirinya dengan Gevan akan benar-benar sah menjadi pasangan sehidup semati.

"Dek? Kenapa?" tanya Jayden.

"Gapapa" ucap Dinda lalu melanjutkan makannya dengan mata yang panas ingin menangis.

"Kamu siap kan?" ujar ayah.

Dinda hanya menganggukan kepalanya lemah.

"Bagus deh kalo gitu"

Dinda merasakan air mata yang susah payah ia tahan, malah turun begitu saja membahasahi pipinya.

Jayden merasa sangat iba melihat adiknya seperti itu, tapi mau bagaimana lagi? ayahnya sudah berkata begitu, yasudah.

Dinda pun segera mengusap air matanya kasar, lalu beranjak dari duduknya.

"Dinda berangkat" ujarnya.

"Gevan belum datang sayang, tunggu dulu" ucap bunda.

"Dinda mau berangkat sendiri, kalo Gevan kesini bilang aja aku udah pergi gak mau ngerepotin Gevan, atau nanti deh aku chat Gevan."

DIJODOHKAN AYAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang