CHAPTER 24

6.1K 169 10
                                        

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

Gevan baru saja keluar kamar, ia berniat untuk pergi mencari Dinda di tempat-tempat yang pernah ia kunjungi bersamanya.

Di perjalanan, ia membawa mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata sembari terus menghubungi nomor Dinda menggunakan ponselnya.

"Kamu dimana Dinda!? Saya khawatir!" ucap Gevan sembari memukul stir mobil.

Ia sudah mencari ke seluruh tempat yang pernah ia kunjungi bersama Dinda, namun Gevan tak menemukan sosok Dinda disana.

Gevan membelokan arah mobilnya ke jalan yang sepi, ia berfikir jika mungkin Dinda diculik dan dibawa ke tempat-tempat sepi seperti ini.

Drtt.. Drtt..

Getaran panggilan masuk dari ponsel Gevan, ia segera mengambil ponselnya berharap Dinda yang menelfon. Namun harapannya salah, ternyata rekan kerjanya yang menelfon.

"Halo pak, bisa kita adakan-" belum selesai rekan kerja Gevan berucap, ia sudah menyelanya.

"Telfon lagi nanti, saya sedang sibuk"

Tutt..

Gevan mematikan telfonnya sepihak, saat ia akan kembali menyimpan ponsel. Sebuah motor besar menghadang jalannya. Ia pun mendadak menghentikan mobilnya.

"KELUAR LO!" teriak seseorang berjaket kulit hitam sembari mengetuk keras kaca mobil Gevan.

Gevan keluar dari mobilnya sembari berdecak kesal karna harus membuang-buang waktu disaat dirinya sedang sibuk mencari Dinda.

Belum sempat Gevan berucap, lelaki berjaket kulit hitam itu langsung menghantam dirinya.

Bugh! Bugh!

"SIALAN LO ANJING!" emosi laki-laki berjaket kulit hitam dengan wajah memerah sembari terus menonjok seseorang dibawahnya.

Darah segar keluar dari sudut bibir Gevan, ia tidak bisa melawan karna Jayden terus menghajarnya tanpa ampun.

Ya, laki-laki berjaket kulit hitam itu adalah Jayden, ia tidak bisa mengendalikan dirinya karna sudah tersulut emosi.

"LO KALO GAK BISA BAHAGIAIN DINDA, BALIKIN KE GUE ANJING!" teriak Jayden tepat dihadapan wajah Gevan sembari terus menghajarnya.

"Maksud lo apa?" ucap Gevan dengan nada yang melemah, ini pertama kalinya lagi ia berucap menggunakan kata-kata lo-gue. Setelah menjadi pemilik perusahaan, ia tidak pernah menggunakan kata-kata itu.

Jayden menghentikan hajarannya pada Gevan, ia memandang Gevan remeh sembari berdecih.

"Lo masih nanya HAH!?" bentak Jayden.

"Yang jelas." ucap Gevan santai sembari berdiri dan mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya.

"Lo laki-laki BRENGSEK YANG SEHARUSNYA GAK JADI SUAMI ADEK GUE! DAN GUE JUGA TAU KALO LO PUNYA ANAK SAMA JALANG LAIN YANG STATUSNYA SEKRETARIS PRIBADI LO ANJING!" ucap Jayden dengan nafas yang memburu.

DIJODOHKAN AYAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang