"Sakit diberikan kepada kita agar menggugurkan dosa kita yang pernah kita lakukan.~ Akash Abiyan ~
Sepulang sekolah, Narendra, Eghi, Rizal, dan Clemira bergegas mengayuh sepeda mereka menuju markas. Mereka ingin segera melihat kondisi Akash saat ini.
Sesampai di depan rumah tingkat dua, keempat remaja SMA itu masuk ke dalam, kemudian menaiki anak tangga lantai dua. Mereka membuka sebuah kamar. Dilihat oleh mereka seorang pemuda tengah terpejam. Bintik merahnya mulai menghilang sedikit. Gadis berambut ikat satu menduduki tepi ranjang Akash, kemudian mengusap surai legam pemuda itu dengan lembut.
"Akash ... lo cepat sembuh. Gue kangen berantem sama lo," ujar Clemira.
Sebenarnya Akash sudah terbangun sejak tadi, ia mendengarkan apa kata Clemira.
Berantem kok dikangenin. Dasar Mira galak!
Melihat tubuh Akash mengeluarkan keringat, Clemira mengeluarkan sapu tangan berwarna biru muda, kemudian mengusapnya pada wajah tampan Akash dengan lembut. Pemuda itu sangat menikmati perlakuan lembut dari Clemira. Ia akan pura-pura tidur terus.
"Tumben, Mir, perhatian gitu sama Akash?" tanya Narendra memang merusak suasana Clemira dengan Akash.
Dasar Rendra sialan! Ganggu aja Mira perhatian sama gue. Awas lo nanti, Ren! Gue pecel lo nanti!
"Ren, jangan ganggu lo! Akash lagi sakit juga bisa-bisanya," ujar Rizal ngegas. Narendra mendengkus kesal.
"Heh, kalian apaan sih! Kayak anak kecil kalian berdua! Nggak lihat apa Akash lagi sakit! Perhatian dikit sama sahabat!" tegur Eghi dengan tegas, membuat Narendra dan Rizal terdiam.
Mampus! Rasain kalian! Dasar tom and Jerry!
"Keluar kalian. Gue yang jagain Akash di sini. Siap-siap patroli. Akash nanti marah kalau kita nggak jalan kegiatan Cinta Lingkungan," titah Clemira. Ketiga pemuda itu keluar dari kamar Akash. Clemira mesin mengelap keringat di wajah Akash.
"Uang Kas, lo ngeselin gini kalau lagi sakit bikin gue cemas banget."
"Lo nggak pernah sakit. Sekalinya sakit bikin panik gue."
"Gue takut banget lo kayak gini, Uang Kas. Gue kangen tahu ribut sama lo."
Akash mendengarnya ingin rasanya tertawa, tetapi ia menahannya. Bisa-bisa Clemira tahu ia sedang pura-pura tidur.
Akash akhirnya membuka matanya perlahan layaknya orang baru sadar. Ia menatap Clemira.
"Mira? Lo di sini?" tanya Akash lirih. Walau keadaannya sudah agak baikan, suaranya masih lirih. Tubuhnya begitu lemas. Ia seharian meminum obat tanpa mengisi perutnya sama sekali.
Clemira mengangguk. "Uang kas, ada yang sakit? Atau lo butuh apa?" tanya Clemira kelabakan.
Akash melengkungkan bibirnya, menatap wajah panik Clemira. "Mira, gue mau bangun, mau jalan patroli sama anak-anak Cinta Lingkungan, tapi badan gue lemes banget. Gue nggak makan seharian," lirih Akash, membuat Clemira membulatkan mata.
"Kok nggak makan?" tanya Clemira.
"Gue kan, lemes. Di rumah tadi nggak sarapan. Gue cuma minum obat tadi siang," jawabnya. Clemira menghela napas.
"Ya udah. Gue bikinin bubur di dapur. Tunggu," ujar gadis berambut ikat satu, kemudian bergegas turun dari atas, lalu pergi ke dapur. Netranya berbinar, menemukan banyak bahan makanan. Ia bisa membuatkan bubur untuk Akash.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Pelarian [SELESAI]
Teen Fiction(Fiksi Remaja - Angst) "Aku akan mencoba lebih baik lagi, aku bisa," ucap lelaki tersebut dalam heningnya malam yang dingin. Akash Abiyan memposisikan dirinya sebagai anak lelaki yang terkuat, lelaki remaja tersebut membantah agar diriny...