PART 23 : Pertemuan Clemira Dengan Orang Tua Akash

220 24 2
                                    

"Dunia itu memang sempit sekali. Setiap pertemuan pasti ada alasannya mengapa dipertemukan."

~ Ghisella Kirana Putri ~


Usai berlatih voli, Akash langsung berganti pakaian seragam, kemudian pergi ke kelas. Ia mulai membuka buku, berkutat dengan rumus karena sebentar lagi Akash akan mengikuti lomba olimpiade matematika se-provinsi. Pemuda itu berharap semoga usaha yang dilakukannya berbuah manis.

Netranya begitu fokus pada rentetan huruf, angka, dan juga berbagai macam rumus.

Seorang pemuda merangkul pundak Akash. "Widih, ambisius lagi, nih," celetuk Narendra, kemudian terkekeh. Akash menatap sahabatnya dengan malas.

"Nggak usah ganggu gue. Gue lagi belajar," sahut Akash tajam.

"Akash, biasa aja kali natapnya. Kayak kalau di drakor natap ceweknya jalan sama cowok lain tajam banget!" ujar Narendra, membuat Akash menyentil dahi pemuda itu.

"Drakor mulu! Lihat, nilai lo jeblok!" ejek Akash, membuat Narendra mengerucutkan bibirnya.

"Sialan lo! Asal lo tahu, Kash, nonton drakor itu seru parah! Nggak percaya tanya aja Mira!" Narendra melambaikan tangan ke arah Clemira yang baru saja masuk ke dalam kelas. Gadis bersurai lurus itu mengerutkan keningnya.

"Apaan, Ren?" tanya Clemira.

"Mira cantik, drakor kan, emang keren parah. Gue bener?" tanya Narendra lembut. Clemira mengangguk.

"Yang namanya drakor ya, kerenlah. Kata siapa enggak?" tanya Clemira balik. Narendra menuding ke arah Akash.

"Bocil ini membuat masalah dengan drakor," ujar Narendra, membuat Akash melotot tajam ke arah pemuda itu.

"Enak saja! Gue cuma bilang jangan drakoran aja. Nilainya lagi jeblok juga," sanggah Akash tidak terima. Narendra mengerucutkan bibirnya dan mengembungkan pipinya.

"Iya, tuh! Lo drakoran mulu, Ren. Nilainya jeblok mulu!" timpal Clemira, membuat Akash terkekeh. Narendra mendengkus kesal.

"Udah, diem aja. Jangan ganggu gue belajar," pinta Akash. Pemuda itu kembali menatap buku tebalnya dengan intens.

"Dasar mister ambisius!" umpatnya, kemudian meninggalkan ruangan kelas. Akash menarik salah satu ujung bibirnya.

"Julukan Akash Abiyan sangat banyak, ya," gumam Akash.

Uang kas, mister ambisius, dan panggilan paling menyesakkan adalah anak haram.

Clemira meletakkan sewadah berisi dimsum, membuat Akash mengerutkan dahinya.

"Dimsum?" tanyanya.

"Makan. Kejar prestasi juga butuh tenaga. Jangan drop kayak kemarin. Mengejar prestasi boleh, tapi jangan lupa kesehatan. Ayo, dimakan dulu dimsumnya. Gue beli antri loh di kantin! Ada rasa ayam, daging sapi, udang dan cumi-cumi," jelasnya. Akash mengangguk, kemudian melengkungkan bibirnya.

"Maunya disuapin," pintanya manja, membuat Clemira memutar bola matanya.

"Kebiasaan manja!" decaknya. Clemira membuka wadah plastik, kemudian membuka sebungkus kecil saus, lalu dituangkan di atas dimsum. Ia menusukkan garpu, setelahnya dimasukkan ke dalam mulut Akash.

Akash menatap netra indah milik Clemira dengan lekat. Jantungnya berdebar begitu kencang. Clemira sama merasakan seperti Akash.

Cantik banget Mira. Makin cinta gue sama nih, cewek galak.

Kalau dekat gini, Akash ganteng banget. Ah, kenapa berdebar, sih? Bikin salting aja!

"Lo harus makan yang banyak untuk meraih prestasi yang lo mau," tutur Clemira. Gadis itu kembali menyuapkan dimsum ke dalam mulut Akash. Pemuda itu menikmatinya dengan senang hati. Pertama dimsumnya enak, yang kedua karena makanan tersebut disuapi oleh Clemira. Rasanya makin nikmat.

Topeng Pelarian [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang