"Kita diciptakan untuk saling menyayangi, mengasihi, dan hidup damai. Bukannya saling menyakiti satu sama lain."~ Akash Abiyan ~
Seorang pemuda berkulit putih tengah menatap sebuah buku tebal yang ada di depannya begitu serius. Narendra mendecak sebal.
"Bosen lihat lo belajar mulu," cibir Narendra. Akash masih memandang bukunya.
"Ayo ke kantin, Kash! Jangan belajar mulu. Lama-lama otak lo bisa meledak! Dor!" pekik Narendra heboh. Netranya membulat. Akash hanya terkekeh.
"Nggak usah lebay, deh. Nggak mungkin otak gue hancur karena belajar terus. Ren, gue berapa hari lagi ada lomba. Gue harus belajar dengan maksimal," sahut Akash, membuat Narendra memutar bola matanya dengan malas.
"Ah, selalu gitu alasan lo! Bosen!" ketusnya. Tiba-tiba pemuda yang mengikat dasinya di kepala menghampiri mereka.
"Ayo ke kantin! Nggak pada laper Lo berdua?" tanya Rizal heran.
"Kalian duluan. Gue nggak lapar," jawab Akash tanpa memandang temannya. Ia fokus kepada buku. Tiba-tiba saja buku tebal itu terenggut oleh sebuah tangan putih halus. Gadis bersurai lurus menatap tajam menusuk ke arah netra indah milik Akash.
"Ayo ke kantin! Waktu itu sakit juga, malah nyiksa diri. Lo mau mati perlahan, hah?" maki Clemira pada Akash. Gadis itu berkacak pinggang.
Akash menggeleng. "Bukan gitu, Mira. Lo jahat banget ngatain gue kayak gitu!" Akash mengerucutkan bibirnya. Clemira menghela napas.
"Nggak usah drama! Lo itu cowok! Ngambekan amat!" Clemira membanting buku Akash di depan wajah pemuda itu. Gadis itu menarik kerah seragam yang dikenakan Akash.
"Pilih ke kantin atau membatu gue bakal banting badan lo ke lantai?!" ancam Clemira. Gadis itu menarik salah satu ujung bibirnya. Akash melengkungkan bibirnya, menatap Clemira.
"Oke, kita ke kantin. Maaf ...." Clemira melepaskan tangannya dari kerah seragam Akash. Keempat pemuda dan satu orang gadis mulai meninggalkan area kelas, menuju kantin sekolah untuk makan siang.
Mereka menempati sebuah tempat yang kosong. Eghi memesankan makanan untuk mereka. Sementara mereka berempat duduk, menunggu pesanan.
Beberapa menit kemudian, pemuda berkacamata datang dengan membawakan makanan pesanan mereka.
Akash mengambil semangkuk mi ayam dan segelas es jus jeruk. Ia memperhatikan Clemira yang sudah menikmati es buah.
"Kok, nggak makan? Minum doang?" tanya Akash. Clemira meletakkan sendoknya.
"Gue lagi diet. Ini termasuk makan, Uang Kas. Buah-buahan di sini makanannya!" ujar Clemira, kemudian menyendokkan beberapa buah yang terkandung pada es tersebut.
"Eh, jangan diet loh! Bikin sakit nanti. Lagian lo udah ramping, kenapa masih diet? Jangan terlalu menjadi perfect, Mira. Nanti gue makin banyak saingannya," ujar Akash, kemudian melengkungkan bibirnya dengan sempurna, menatap Clemira. Gadis itu menunduk. Sungguh ia sedang merasakan jantungnya berdegup dengan kencang. Akash sering kali membuat jantungnya tak karuan.
Sialan Uang Kas bikin jantungan mulu. Pengen gue serangan jantung apa?!
"Mending fokus makan. Ingat, dilarang bicara saat makan. Itu tidak sopan dan bisa membuat kita tersedak," tutur Clemira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Pelarian [SELESAI]
Ficção Adolescente(Fiksi Remaja - Angst) "Aku akan mencoba lebih baik lagi, aku bisa," ucap lelaki tersebut dalam heningnya malam yang dingin. Akash Abiyan memposisikan dirinya sebagai anak lelaki yang terkuat, lelaki remaja tersebut membantah agar diriny...