"Tidak perlu menyelesaikan masalah dengan tangan, tetapi dengan kepala dingin."
~ Akash Abiyan ~
Rafka tengah fokus mengerjakan pekerjaan kantor di rumah. Semenjak bercerai dari Nandini, Rafka makin giat dalam bekerja supaya dirinya sedikit melupakan masalah. Akhir-akhir ini permasalahannya membuat kepalanya pening.
Tiba-tiba terdengar dering dari ponsel. Rafka meraih ponselnya, lalu melihat siapa yang memanggilnya di jam sepuluh malam.
"Randy. Mau apa dia meneleponku malam-malam? Dasar orang gila!" umpatnya kesal. Pria itu mengangkat panggilan dari Randy.
"Halo, mau apa kamu menggangguku malam-malam?" tanya Rafka dengan nada kesal.
"Hey! Rafka bodoh! Gara-gara lo, hidup gue hancur! Sekarang ayo selesaikan masalah kita secara jantan!"
Rafka mengerutkan keningnya. "Kamu mau apa, Ran? Bukannya kamu udah puas balas dendam padaku lewat Akash? Dia sudah sangat menderita karena kamu!" marahnya.
"Ha-ha-ha ... anak itu pantas mendapatkan itu! Kalian nggak berhak bahagia! Temui gue di gedung hotel kosong di jalan Melati sekarang juga!"
Rafka menggeleng. "Enggak mau! Saya nggak ada waktu buat ladeni orang gila sepertimu, Randy! Lebih baik kamu urus dirimu!" tegasnya menolak.
Dari seberang, Randy tertawa sumbang. "Lo takut, ya? Dasar lemah!"
Rafka mengepalkan kedua tangannya. Wajahnya memerah padam. "Oke! Saya kesana! Kita selesaikan urusan kita, Randy!"
"Dua puluh menit harus tiba!"
Rafka menutup telepon, kemudian mendecak kesal. "Awas kalau kamu macam-macam! Aku nggak akan segan-segan buat habisi kamu!" Rafka bergegas keluar dari rumahnya.
Randy terkekeh, menatap ponsel yang ada di tangannya. "Habis kau hari ini, Rafka ... gue akan habisi lo di sana," ujarnya. Sementara, gadis bersurai lurus sebahu mendengar semua percakapan papanya dengan Rafka. Clemira membelalakkan matanya.
Gawat! Papa mau habisi papa Rafka. Aku harus memberitahu Akash!
Clemira bergegas kembali ke kamarnya, kemudian mengirimkan pesan kepada Akash untuk menghentikan mereka.
*****
Rafka telah tiba di depan gedung hotel kosong tak berpenghuni itu. Randy belum datang. Ia berharap semoga Randy tidak melakukan hal-hal yang bodoh.
"Awas kamu kalau macam-macam!"
Tak lama kemudian, Randy tiba dengan memasang senyuman evil di depan Rafka. Rafka memutar bola matanya dengan malas.
"Kamu mau apalagi, sih, Ran?" tanya Rafka.
"Lo mau tahu?" Randy mendekatkan bibirnya pada telinga Rafka. "Malam ini gue bakal habisi lo, Rafka. Lo udah hancurkan hidup gue!" Randy kembali menjauhkan wajahnya dari Rafka.
"Kita lihat siapa yang mati nanti. Saya atau kamu," sahut Rafka dengan lantang.
"Kita ke dalam! Mari kita bertarung! Kalau gue yang mati, gue bakal restuin Mira sama Akash. Kalau lo yang mati, selamanya gue akan halangi hubungan Clemira dan Akash," tantang Randy. Rafka mengangguk.
"Oke! Tawaran yang menarik! Saya yakin bisa menghabisi kamu, Randy," sahut Rafka bersemangat. Mereka memasuki gedung hotel kosong itu. Rafka dan Randy menggulung lengan panjang mereka. Mereka membuka kemeja mereka hanya menyisakan kaus singlet saja yang melekat di tubuh mereka serta celana training.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Pelarian [SELESAI]
Teen Fiction(Fiksi Remaja - Angst) "Aku akan mencoba lebih baik lagi, aku bisa," ucap lelaki tersebut dalam heningnya malam yang dingin. Akash Abiyan memposisikan dirinya sebagai anak lelaki yang terkuat, lelaki remaja tersebut membantah agar diriny...