PART 34 : Perceraian

370 32 0
                                    


"Perceraian orang tua adalah hal yang menyakitkan bagi semua anak."

~ Akash Abiyan ~

Beberapa bulan kemudian ....

Akash tidak tinggal lagi di rumah mama dan papa tirinya, tetapi Akash tinggal di markas Cinta Lingkungan. Ia tidak bisa tinggal bersama mereka apalagi mereka hendak bercerai.

Seorang pemuda menatap kosong langit-langit kamar. Beberapa sahabatnya menghampiri.

"Akash, lo mau sampai kapan kayak gini? Nggak capek?" tanya Narendra heran dengan perubahan sikap Akash yang sekarang tidak sepatah pun mengeluarkan suara.

"Kita kangen banget lo nyebelin, gesrek, dan nyebelin. Ayo, balik, Kash. Jangan karena mereka lo kayak gini. Buktiin ke mereka kalau lo anak yang hebat," ujar Rizal mencoba memberikan Akash pengertian, tetapi pemuda itu masih terdiam.

"Kash, jangan kayak gini terus. Lo bisa depresi lama-lama. Gue tahu ini berat banget buat lo, tapi apa lo nggak punya impian untuk dicapai, Kash?" tanya Eghi, membuat Akash menoleh. Ia memikirkan kalimat itu.

"Gue capek. Rasanya gue mau pergi aja ...," lirih Akash, membuat mereka membulatkan mata.

"Akash! Jangan bilang gitu! Lo masih sangat dibutuhkan! Anggota Cinta Lingkungan masih butuh lo, sekolah SMA Cakrawala butuh lo, kita butuh lo, dan Mira ... pacar lo," sahut Narendra naik oktaf.

Akash menatap ke luar pintu. Dilihatnya gadis berambut ikat satu tiba di ambang pintu.

"Gue mau kita putus, Mira," ujar Akash, membuat Clemira membulatkan netranya dengan sempurna. Jantungnya berdebar begitu kencang.

"Apa maksud kamu?"

"Kita selesai sampai sini."

"Akash! Aku nggak mau!" Gadis itu menghampiri Akash, kemudian meloloskan buliran bening di depan kekasihnya.

"Mira, masalah kita terlalu rumit. Papa kamu nggak mungkin setuju apalagi mama kamu. Papa kamu udah membuat aku sesakit ini karena dendam kepada mama kamu," sahut Akash, mencoba memberikan alasan kenapa dirinya memutuskan Clemira.

"Itu bukan orang tuaku! Aku nggak mungkin punya orang tua jahat!" elak Clemira dengan nada kesal.

"Mira, jangan bilang begitu. Om Randy dan Tante Nandini orang tua kamu. Jadi, kita putus aja. Kita sahabatan aja, Mira. Aku nggak bisa lanjutkan hubungan kita ...."

"Uang Kas ... aku sayang banget sama kamu ...."

"Lupakan saja, Mira. Aku tahu ini berat, tapi kita harus putus. Hari ini orang tua kita bercerai. Aku mau lihat kesana. Kamu mau ikut?" tanya Akash, mendapatkan gelengan dari Mira.

"Aku nggak mau. Aku benci mereka!"

"Mira ... jangan begitu. Ayo, kita datang kesana." Pemuda itu beranjak dari ranjang, kemudian menghampiri Clemira. Ia menggandeng tangan gadis itu, kemudian keluar dari kamar markas Cinta Lingkungan.

Beberapa menit kemudian, Akash dan Clemira tiba di kantor pengadilan agama. Mereka akan menyaksikan sendiri proses perceraian kedua orang tua mereka. Mereka duduk di kursi paling belakang.

"Saya nyatakan Saudara Randy Septian Alamsyah dengan Saudari Ghisella Kirana Putri telah resmi bercerai!"

Tok ... tok ... tok ....

Ketiga bunyi ketukan palu telah meresmikan bahwa Randy dan Ella sudah bercerai. Akash meloloskan buliran bening dari netranya. Tak menyangka hidupnya akan begitu hancur dan berantakan. Tiba-tiba pemuda itu tidak sadarkan diri di pundak Clemira setelah mendengar keputusan dari pengadilan.

"Uang Kas! Bangun!" Clemira menepuk-nepuk pipi Akash, tetapi pemuda itu tidak kunjung sadarkan diri. Akash terlalu syok menerima semua ini.

Ella menghampiri mereka. Ia panik, melihat putranya pingsan.

"Ada apa dengannya?" tanya Ella cemas.

"Akash pingsan, Tante. Karena kalian bercerai ...."

"Akash! Sayang ... bangun, Nak!" Namun, Akash tidak kunjung bangun. Mereka bergegas membawa Akash ke rumah sakit. Clemira tidak peduli dengan tatapan tajam Randy seolah tidak mengizinkan dirinya bersama Akash.

Sesampai di rumah sakit, Ella dan Clemira menunggu di luar. Clemira menghubungi sahabatnya untuk segera datang ke rumah sakit.

"Kenapa kalian begitu mempermainkan hidup kami, Tante? Seharusnya papa menikah dengan mama dan Tante menikah dengan Om Rafka ...," lirih Clemira.

Ghisella menunduk. "Bukan kemauan Tante. Karena ini jebakan mama kamu sendiri. Dia terobsesi ingin memiliki Rafka padahal dirinya dijodohkan dengan Randy. Untuk kembali dengan Akash, saya harus bercerai dengan Randy. Agar saya bisa menikah dengan Rafka atau hanya hidup berdua dengan Akash, tapi Akash ... nggak terima ...."

"Tante tahu, Akash murid paling berprestasi di SMA Cakrawala. Dia bahkan juara nasional pertama di Indonesia. Hebat, bukan? Lalu, mengapa kalian malah tega menyiksa Akash? Akash juga hebat dalam bermain voli. Karena ini, Akash down berat. Saya takut Akash depresi ... Akash pernah mau bunuh diri dulu. Lalu, Akash sering berteriak kalau dia minta dipeluk orang tuanya saat tidur, yang kemarin Akash self harm di depan kalian, satu lagi kejadian hari ini membuatnya syok berat, Tante," jelas Clemira, membuat Ella terdiam. Ia merasa bersalah telah melukai Akash begitu dalam.

"Tante, aku titip Akash sebentar. Aku mau datang ke pengadilan agama untuk melihat sidang perceraian Om Rafka dan mama," pamit Clemira, kemudian pergi meninggalkan rumah sakit.

*****

"Saudara Muhammad Rafka Al-Ghazali dengan Saudara Anandini Kharisma Putri telah resmi bercerai!"

Tok ... tok ... tok ....

Clemira meloloskan buliran bening saat mendengar keputusan pengadilan. Kini keluarganya tidak sempurna. Gadis itu langsung meninggalkan kantor pengadilan agama. Ia harus kembali ke rumah sakit untuk melihat kondisi Akash.

Sesampai di rumah sakit, Clemira melihat pemuda yang terbaring di brankar sudah sadarkan diri. Netranya memandang kosong ke atas.

"Uang Kas! Akhirnya kamu sadar juga. Aku takut ...."

"Kita pergi jalan-jalan, yuk," ajaknya. Akash menggeleng.

"Pergi, Mira. Aku mau sendiri," ujar Akash begitu dingin.

"Akash, kamu jangan seperti ini. Aku nggak suka!" tolak Clemira.

"Kita udah putus."

Clemira menggeleng. "Aku bilang enggak! Diam kamu!" ketus Clemira, membuat Akash membalikkan tubuhnya, membelakangi gadis itu.

"Pergi, Mira. Aku capek banget. Capek dengan kenyataan hidup." Clemira menyentuh pundak Akash.

"Akash, jangan begini. Tolong, bangkit. Aku di sini untukmu," pinta Clemira, mendapatkan gelengan dari Akash.

"Pergi ...."

"Uang Kas ...."

"PERGI!" teriaknya keras, membuat Clemira menyentuh dadanya.

"Ya, aku akan pergi. Aku terima keputusan kamu yang mau putus dari aku. Aku nggak mungkin maksa dengan merendahkan harga diri aku di depan kamu. Maaf ...." Clemira langsung melenggang keluar dari rumah sakit. Akash membalikkan tubuhnya. Ia meloloskan buliran bening dari netranya yang indah.

"Mira, maafin aku. Aku sayang banget sama kamu, tapi kita tidak mungkin bisa bersama. Ini yang terbaik untuk kita. Semoga kamu menerima ini," lirih Akash, kemudian pemuda itu terpejam.







Akash update. Jangan lupa tinggalkan bintang dan komentar. See you next part. ☺️


Topeng Pelarian [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang