"Suatu aib buruk yang terungkap membuat sebuah hubungan menjadi rusak."~ Ghisella Kirana Putri ~
Seorang gadis bersurai lurus tengah terburu-buru menghabiskan roti cokelat.
"Sayang, kenapa buru-buru banget? Nanti keselek, loh," peringat wanita berambut gelombang sebahu.
"Aku udah kesiangan, Ma," sahutnya, kemudian melanjutkan makan.
"Masih pagi, Sayang santai," timpal pria paruh baya mengenakan jas berwarna hitam.
"Pa, ini udah siang buat Mira," sahutnya, kemudian bergegas meneguk segelas susu cokelat hangat.
"Mas Rafka, biasa Mira terlalu rajin," cibir wanita itu.
"Iya, Nandini. Putri kita itu sangat rajin demi ayang," sahut Rafka.
"Ih, Papa! Aku belum punya pacar tahu!" sungut Clemira.
Rafka mengusap rambut Clemira dengan lembut. "Mira, Papa tahu kamu dekat dengan seseorang. Namanya Akash, kan?" tanya Rafka. Mendengar nama itu, membuat Nandini terdiam.
"Akash?" ulang Nandini.
"Mama, jangan percaya Papa! Aku sama Akash sahabatan dari SMP! Akash udah nolongin aku dulu waktu aku dibully di sekolah. Kamu hanya teman satu kelas dan satu geng," jawab Clemira, kemudian beranjak dari meja makan. Gadis itu bergegas menyalami tangan papa dan mamanya.
"Mira berangkat dulu, Ma, Pa, assalamualaikum!" Gadis itu bergegas berlari, meninggalkan rumah.
Akash?
"Mas, Akash siapa?" tanya Nandini.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu, Nandini?" tanya balik Rafka.
"Aku tidak asing dengan nama itu," jawabnya.
Akash ... jangan-jangan ... itu anaknya Ella!
"Apa itu anak Ella ?" tanya Nandini, membuat Rafka membulatkan mata dengan sempurna.
"Nandini! Kenapa kamu tanya seperti itu? Ella bilang anak itu sudah meninggal! Sudahlah, jangan bahas Ella lagi."
Beberapa tahun yang lalu ....
Seorang wanita bersurai gelombang sebahu tengah menggandeng seorang pria mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna merah, memasuki bar. Ruangan yang dipenuhi dentuman musik begitu keras, seisi ruangan diterangi lampu yang berkelap-kelip.
"Sebelum kita nikah, kita harus senang-senang dulu, Sayang," ujar Nandini, diangguki oleh pria di sampingnya yaitu Randy.
Mereka menduduki sebuah tempat, kemudian memesan minuman beralkohol.
"Randy, kamu mencintaiku, kan?" tanya Nandini. Pria itu membelai pipi Nandini dengan lembut.
"Tentu saja aku sangat mencintaimu, Nandini. Walau awalnya kita dijodohkan oleh orang tua kita. Kita menikah karena saling cinta," sahut Randy, membuat merah pipi Nandini.
Tak lama kemudian, seorang pelayan pria datang dengan membawa sebuah botol berisi minuman beralkohol. Nandini mulai membukanya, kemudian menuangkan ke dalam dua buah gelas. Randy dan Nandini meraih gelas itu, kemudian mengangkat gelas mereka. Mereka mulai meminumnya dengan senang hati.
Randy terus meminum tiada henti. Ini menyenangkan baginya. Sementara Nandini baru meminum sedikit. Randy sudah mabuk berat, sementara Nandini belum begitu mabuk.
"Ngantuk, Sayang! Tidur, yuk!" ajak Randy, membuat Nandini menarik salah satu ujung bibirnya.
"Iya, Sayang. Kita sewa kamar, ya," ajaknya,. kemudian wanita itu memapah tubuh Randy, menuju kamar penginapan. Sesampai di dalam kamar, Nandini membaringkan tubuh Randy di atas ranjang, kemudian membuka pakaian pria hingga bertelanjang dada.

KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Pelarian [SELESAI]
Teen Fiction(Fiksi Remaja - Angst) "Aku akan mencoba lebih baik lagi, aku bisa," ucap lelaki tersebut dalam heningnya malam yang dingin. Akash Abiyan memposisikan dirinya sebagai anak lelaki yang terkuat, lelaki remaja tersebut membantah agar diriny...