"Jangan terlalu memendam diri sendiri. Ada saatnya kita mengeluarkan semua beban itu. Itu lebih melegakan diri."~ Adara Clemira ~
Sudah tiga hari Akash tidak muncul baik di sekolah maupun di markas Cinta Lingkungan membuat mereka semua kebingungan."Mira, Akash kemana, sih? Kok, tiga hari nggak masuk sekolah?" tanya Narendra. Clemira menggeleng.
"Gue nggak tahu, Ren. Gue udah coba hubungi nomornya, nggak aktif," jawab Clemira, kemudian menghela napas. Ia tak mengerti mengapa Akash tiba-tiba menghilang.
"Nggak biasanya Akash begini. Kita mau lomba voli lagi kalau dia nggak ikut tanding tim kita akan kekurangan," ujar Eghi begitu cemas.
Rizal mengangguk. "Iya, bahaya kalau Akash sampai nggak ikut. Sebaiknya kita cari tahu di rumahnya. Mungkin terjadi sesuatu padanya," saran Rizal.
"Nanti pulang sekolah aku akan coba datangi rumahnya. Semoga dia baik-baik saja," sahut Clemira. Mereka mengangguk setuju. Semoga sahabat mereka esok hari sudah datang lagi ke sekolah.
Tak lama kemudian, bel pulang berbunyi. Semua siswa mulai beres-beres, kemudian keluar dari kelas. Sepulang sekolah ini, Clemira akan pergi ke rumah Akash.
Clemira mengayuh sepedanya berusaha lebih cepat, menuju rumah Akash. Sejak tiga hari yang lalu, Clemira takut akan tidak ada kabar dari Akash. Takut terjadi hal yang buruk pada kekasihnya.
Beberapa menit kemudian, Clemira telah tiba di depan rumah besar. Rumah itu tanpa penjaga. Clemira bergegas turun dari sepedanya.
Clemira ingat perkataan Akash bahwa kalau sore rumahnya akan selalu kosong, kuncinya berada di bawah pot dekat pintu. Clemira menghampiri pot, kemudian mendapati kunci rumah. Clemira bergegas membuka pintu.
Gadis bersurai panjang itu memasuki rumah besar, kemudian memanggil nama pemuda itu ke semua ruangan yang ada.
"Akash! Akash! Kamu di mana? Uang Kas!"
"Aku khawatir sama kamu, kamu di mana?"
"Uang Kas! Uang Kas!"
Clemira telah berkeliling rumah itu, tetapi tidak menemui Akash sama sekali. Namun, ada satu ruangan yang belum Clemira buka. Ruang gudang.
"Gudangnya dikunci. Aku harus cari kuncinya," gumamnya. Di dekat gudang tersebut terdapat laci, Clemira membuka laci yang ada. Ia menemukan ada beberapa kunci. Clemira mencoba satu persatu kunci tersebut.
Akhirnya Clemira berhasil membuka pintu tersebut. Namun, netranya membulat dengan sempurna, melihat Akash tidak sadarkan diri terikat di kursi. Wajahnya penuh lebam, darah, dan bintik-bintik merah.
"Uang Kas!"
Clemira berusaha membuka tali yang melilit tubuh Akash dari badan, tangan, kemudian kaki. Clemira berusaha menepuk-nepuk pipi Akash.
"Uang Kas! Bangun! Ini Tuan Putri datang!" teriak Clemira.
Astaga. Kenapa dia begini?
"Kita akan ke rumah sakit! Kamu bertahan, Sayang!"
Clemira mencoba membawa tubuh Akash keluar dari gudang itu. Ia berjalan dengan berhati-hati, keluar dari rumah besar itu.
Clemira mencegat taksi, kemudian mereka pergi ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan Clemira berusaha menyadarkan Akash, tetapi pemuda itu tidak kunjung sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Pelarian [SELESAI]
Teen Fiction(Fiksi Remaja - Angst) "Aku akan mencoba lebih baik lagi, aku bisa," ucap lelaki tersebut dalam heningnya malam yang dingin. Akash Abiyan memposisikan dirinya sebagai anak lelaki yang terkuat, lelaki remaja tersebut membantah agar diriny...