PART 13 : Mereka Tidak Peduli

422 37 1
                                    




"Dalam kehidupan dunia ini tidak ada hal yang mudah kita lewati di sini. Dunia adalah ujian, bukan kesenangan. Maka, kita harus kuat dan tegar menjalani kehidupan dunia yang penuh rintangan dan tantangan ini."

~ Akash Abiyan ~




Wanita paruh baya mengenakan blazer berwarna hitam menggeleng. Tubuhnya menjauh dari Akash.

"Jangan kasihan sama dia, Ella. Dia anak haram. Anak yang kamu benci, anak yang tidak kamu inginkan. Kalau dia sakit tidak perlu diurusi," gumamnya. Wanita itu melangkahkan kaki yang tertutup sepatu high heels berwarna hitam mengkilap, memasuki rumah tingkat tiga. Ia menutup pintu, membiarkan Akash terkapar di depan teras.

Pemuda yang tergeletak di lantai teras rumah, tubuhnya bergetar. Semilir angin malam berembus kencang, membelai kulit putih pucat pemuda itu.

"Mama ... papa ...."

"Mama ... papa ... Akash sayang kalian ...."

"Mama ... papa ... Akash akan berusaha membuat kalian bahagia. Akash sangat mencintai kalian."

"Aku ikhlas menanggung semua ini. Aku kuat ...."

Kalimat demi kalimat yang keluar dari bibir pucat pemuda itu dalam keadaan mata terpejam.

Tiba-tiba saja rintik demi rintik air telah turun, membasahi bumi. Hawa dingin makin terasa. Suara petir menggelegar sangat keras, tetapi tidak mengganggu pemuda yang tergeletak di teras. Ia bukan tidur, tetapi pingsan.

Semalaman tubuh itu terus bergetar. Pemuda itu terus mengigau, memanggil nama papa dan mama.

Rintik deras akhirnya berhenti di jam tiga pagi. Sosok wanita mengenakan piyama berwarna merah membuka pintu rumah. Dilihatnya tubuh putranya bergetar.

"Mama ... papa ... Akash pengen peluk, tapi kalian benci sama Akash ...."

Ella tidak tersentuh dengan keadaan pemuda itu, ia menyiram seember air ke tubuh Akash yang hangat. Pemuda itu membuka matanya. Pandangannya masih kabur.

"Nyonya?"

"Bangun juga kamu! Sana beres-beres rumah! Jangan tidur aja!" perintahnya.

"Nyonya ...."

Ella berkacak pinggang. "Ayo, bangun! Jangan manja!" bentaknya.

"Kok, muter banget," lirihnya.

"Saya tidak peduli, Akash! Cepetan bangun!" Wanita itu mencebik.

"Saya nggak kuat bangun, Nyonya," keluhnya. Ella menatap tajam Akash, kemudian mencengkeram dagu Akash.

"Jangan bantah kalau disuruh! Cepetan! Nggak nerima alasan! Mandi, beres-beres rumah! Saya mau tidur lagi!" perintah Ella. Akash mengangguk lemah. Pemuda itu berusaha bangun. Baru memijak dua langkah, tubuhnya ambruk. Ella mendecak kesal.

"Jangan banyak drama kamu, Akash! Saya nggak percaya drama murahan kamu!" ketusnya.

Akash mencoba bangun dan berdiri. Ia melangkahkan kaki dengan tertatih, menaiki anak tangga. Satu tangannya bertumpu pada dinding supaya tubuhnya tidak terjatuh lagi. Tubuhnya makin melemas, tetapi Akash terpaksa memaksakan tubuhnya untuk bekerja.

Topeng Pelarian [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang