"Dengan tertawa, kita akan melupakan sedikit masalah yang melanda dalam kehidupan kita."
~ Akash Abiyan ~
"Gendong!" pintanya begitu manja pada Narendra. Pemuda itu menyentil dahi Akash dengan kesal.
"Manja! Malu, Kash!" peringatnya. Akash mengerucutkan bibirnya.
"Sakit dodol! Kepala gue masih pakai perban! Ayolah, Ren. Gendong!" rengeknya seperti anak kecil. Akash mengulurkan kedua tangannya di depan Narendra.
"Akash, lo kenapa bocah banget, deh," cibir Narendra. Akash mendengkus kesal.
"Emang gue masih bocah! Umur gue tujuh tahun! Ayo, buruan gendong gue! Nggak terima penolakan!" pinta Akash memaksa. Narendra menggeleng.
"Jangan gila, Kash! Lo udah gede!"
Gadis bersurai panjang menghampiri mereka berdua. Ia menatap sinis Akash. "Eh, ada yang ngaku masih tujuh tahun?" tanya Clemira memastikan.
Narendra menuding wajah Akash. "Kita kecolongan bocah, kawan," kompor Narendra.
Rizal tertawa. "Bocah harusnya pakai merah putih, bukan putih abu-abu," ejek Rizal, membuat Akash mengerucutkan bibirnya.
"Rendra! Gendong gue! Kalau enggak, gue ngambek!" Akash menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Eh, Kash, jangan malu-maluin, please. Dilihat orang malu tahu," sahut Narendra kesal. Rizal tertawa terbahak-bahak. Akash sedang menjelma menjadi anak kecil.
"Gendong!"
"Ayo, gendong!"
"Kepala gue pusing, tangan gue masih di gips, kaki gue masih ngeri!" keluhnya. Narendra mengusap lembut surai legam pemuda itu.
"Justru tangan lo masih di gips, lo jangan minta gendong gue, Akash. Lo nanti jatuh," sahut Narendra dengan sinis. Akash menatap tajam sahabatnya.
"Akash ngambek sama lo, Rendra!" Pemuda itu bergegas pergi menuju kantin sendiri walau kakinya masih terlihat pincang.
Narendra tertawa. "Dasar ketua gesrek! Ngambekan kerjaannya! Woy, Akash! Jangan tinggalin gue woy! Ambekan banget lo!" teriaknya, kemudian menyusul langkah Akash. Clemira, Eghi, dan Rizal tertawa. Tingkah Akash dan Narendra sebelas dua belas sama-sama menyebalkan dan gesrek.
Narendra merangkul pundak Akash. Akash bergegas melepaskan tangan putih pemuda itu dari pundaknya. "Jangan sentuh! Gue jijik sama lo!" ujarnya meniru adegan sinetron rumah tangga. Narendra bergidik ngeri.
"Ih, apaan sih! Lebay!" sahut Narendra kesal.
"Bodo amat! Akash ngambek sama Rendra! Huwa, Rendra jahat!!!!!" teriak Akash, kemudian berlari dari Narendra. Narendra mengejar langkah pemuda itu.
"Akash! Dasar bocil!"
"Rendra jahat! Akash nggak suka! Jahat!!!!" Mereka berlari seperti kartun Tom and Jerry.
"Sialan! Si Akash rese banget astaga! Malu-maluin!" keluh Narendra. Pemuda itu menghela napas.
"Rendra jahat! Rendra jahat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Pelarian [SELESAI]
Novela Juvenil(Fiksi Remaja - Angst) "Aku akan mencoba lebih baik lagi, aku bisa," ucap lelaki tersebut dalam heningnya malam yang dingin. Akash Abiyan memposisikan dirinya sebagai anak lelaki yang terkuat, lelaki remaja tersebut membantah agar diriny...