"Terkadang Tuhan merangkai takdir tidak sesuai dengan harapan kita, tetapi itulah yang terbaik untuk kita."~ Akash Abiyan ~
Akash menyetujui dirinya, Clemira, dan Narendra yang akan mewakili lomba bersepeda di geng Angkasa. Narendra awalnya menolak, tetapi Akash berhasil memaksa pemuda itu untuk setuju menjadi perwakilan.
Sudah dua hari mereka bertiga berlatih bersepeda untuk mengikuti kompetisi tersebut. Saat ini mereka berada di tanah lapang, di mana geng sepeda Antariksa mengadakan lomba dalam rangka satu tahun jadinya geng Angkasa.
"Bismillah. Semoga kita menang. Kalau pun memang nggak menang, bukan masalah. Yang penting kita udah berusaha," ujar Akash.
Mereka telah berada di start. Akash memandang lurus ke depan.
"Satu ... dua ... tiga ... Go!" teriak seorang wanita berambut kucir satu adalah anggota geng sepeda Angkasa.
Beberapa geng sepeda berlomba-lomba, mengayuh sepeda mereka. Akash yang paling di depan karena Akash sangat menguasai permainan dalam mengayuh sepeda walau dahulu pernah mengalami kecelakaan.
Yang masuk finish pertama yaitu Akash. Ia terlihat berbinar.
"Selamat, Kash. Lo emang hebat!" puji Narendra.
"Akash emang keren!" puji Rizal.
"Juara pertama dimenangkan oleh Akash Abiyan dari geng sepeda Cinta Lingkungan! Juara kedua dimenangkan oleh Rasya Ardian dari geng sepeda Bintang Bersinar! Juara ketiga dimenangkan oleh Muhammad Ghiffari dari geng sepeda Armada! Untuk ketiga pemenang, maju ke depan untuk menerima hadiah!" seru ketua geng Angkasa. Pemuda berkulit putih bermata sipit itu menyerahkan piala kemenangan untuk Akash. Ia memberikan medali, piagam, dan uang untuk masing-masing ketiga juara. Sementara yang hanya peserta, mereka diberikan sertifikat cetak sebagai peserta lomba balapan sepeda dalam rangka satu tahun terbentuknya geng sepeda Angkasa.
"Semoga sukses untuk geng Angkasa ke depannya," ujar Akash pada ketua geng sepeda Angkasa. Pemuda bernama Tristan itu melengkungkan bibirnya, menatap Akash.
"Thanks. Sukses juga buat geng Cinta Lingkungan," sahut Tristan.
Usai dari perlombaan, Akash kembali ke markas. Akash dan Clemira akan memasak seblak untuk para anggota Cinta Lingkungan atas keberhasilan Akash dalam perlombaan tersebut.
"Wah, keren banget emang pimpinan kita! Enak, sih, kalau menang makan-makan mulu!" celetuk Rizal. Narendra menggetok kepalanya.
"Lo mah, makanan mulu otaknya!" ketus Narendra.
"Hey, jangan ribut! Ada makanan di depan nggak baik ribut," tutur Akash. Ia kembali lanjut menikmati seblak buatannya.
Dalam segi kasih sayang, memang Akash kurang diperhatikan, tetapi kalau segi materi, Akash tidak pernah kekurangan karena orang tuanya memberikan dua ATM padanya untuk digunakan apa saja. Makanya Akash berpikir bahwa mereka masih menyayanginya walau hanya memuaskan dirinya dengan materi.
Maka dari itu, Akash mampu membangun markas geng sepeda yang dua lantai, membangun usaha toko kerajinan tangan, dan sering mentraktir teman-temannya dari uang orang tua saat masih awal membangun Cinta Lingkungan. Saat ini Akash sudah menggunakan uang dari penghasilan jualan kerajinan tangan dari tokonya untuk mentraktir teman-temannya dan membantu orang lain.
Usai selesai menikmati seblak, mereka bersantai ria di bawah. Sementara Akash langsung pamit pulang karena ia harus segera beres-beres rumah.
Sesampai di rumah, Akash bergegas mengangkat jemuran, kemudian menggosok pakaian yang kusut dan yang baru kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng Pelarian [SELESAI]
Novela Juvenil(Fiksi Remaja - Angst) "Aku akan mencoba lebih baik lagi, aku bisa," ucap lelaki tersebut dalam heningnya malam yang dingin. Akash Abiyan memposisikan dirinya sebagai anak lelaki yang terkuat, lelaki remaja tersebut membantah agar diriny...