PART 14 : Jangan Menyia-nyiakan Anak

348 35 0
                                    


"Jangan pernah merasa sendirian karena Tuhan bersama kita."

~ Akash Abiyan ~



Akhirnya dokter mengoperasi Akash atas izin dari wali kelas Akash karena orang tua Akash tidak mau datang ke rumah sakit malah mematikan ponsel mereka.

Saat ini Akash terbaring di ruangan ICU. Kondisinya kritis.

Seorang pemuda mengenakan pakaian putih, menatap bingung sekitar. Tempat yang dipijaki begitu sunyi dan hening.

"Di mana ini?" tanyanya tak ada yang menjawab karena dirinya berdiri sendiri. Tiada siapa-siapa yang ada di sekitar.

Pemuda berkulit putih itu melangkah maju, tetapi tak tahu tempat apa yang akan ia tuju. Tiba-tiba dari arah belakang, ada suara teriakan. Pemuda itu menoleh ke belakang.

"Akash! Jangan pergi!"

"Akash kembali!"

"Jangan tinggalkan kami!"

"Akash!"

"Apa maksud mereka?" tanyanya.

Ia menatap ke depan. Ada sebuah pintu bercahaya. Ingin sekali kesana karena penasaran, tetapi di sisi lain ada beberapa orang yang terus meneriaki namanya, meminta kembali. Apa maksudnya kembali? Kembali kemana? Kalau di depan ada apa?

"Akash!!!"

"Ingat kami!"

*****

Sepulang sekolah Narendra, Clemira, Eghi, dan Rizal dan wali kelas mereka akan pergi ke rumah sakit, menjenguk Akash. Sesampai di rumah sakit, di depan kaca ruangan ICU, mereka melihat seseorang yang terbaring dengan peralatan medis menempel di tubuhnya. Clemira meloloskan buliran bening.

"Uang Kas, kenapa di sini? Harusnya lo cepat sembuh, bukannya terbaring di sini," lirih Clemira.

"Akash ... kenapa seperti ini?" lirih Narendra bertanya. Ia tak menyangka Akash akan mengalami kecelakaan dan saat ini kondisinya masih kritis.

Seorang pria mengenakan jas putih menghampiri mereka.

"Pasien kecelakaan tabrak lari. Menurut kata warga, pasien melaju di saat lampu merah. Polisi sempat datang, menanyakan bagaimana kronologi kejadian pada beberapa warga yang membawa pasien kesini. Ada yang mengatakan bahwa pasien tidak fokus membawa sepeda."

"Saya tadi cek memang pasien demam tinggi. Suhu tubuhnya begitu tinggi. Wajahnya pucat sekali," jelas dokter.

"Dok, memang kemarin Akash sakit. Dia fokus olimpiade soalnya," jelas Narendra.

"Dok, apa kita bisa lihat Akash?" tanya Clemira.

"Bisa, tapi satu orang saja," jawab dokter.

"Mira, lo duluan aja," titah Narendra. Gadis bersurai lurus, mengangguk, kemudian memasuki ruangan ICU. Gadis itu memakai pakaian steril, menghampiri pemuda yang terbaring di pesakitan.

"Uang Kas ...."

"Lo niatnya ke sekolah, ya? Kenapa membatu, Kas?"

Topeng Pelarian [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang