Twelve

15 6 0
                                    

Campus tour mereka akhirnya berakhir pada taman kampus yang biasa didatangi para mahasiswa untuk melepas penat atau mengerjakan tugas di area terbuka.

Soo Hwa sendiri tak menyangka jika dia berhasil membantu Doyoung sangat lancar seperti ini. Doyoung juga yang membuat suasana canggung itu perlahan menghilang. Momen di ruang latihan vocal itulah awalnya.

"Nah, di sini biasanya ramai mahasiswa teater. Kadang mereka latihan di sini untuk mengukur suara mereka. Aku juga kurang terlalu mengerti tapi aku sering melihat mereka berteriak di sini dan kebetulan juga sahabatku ada di Department itu." jelas Soo Hwa.

Doyoung hanya mengangguk mengerti sambil melemparkan pandangannya ke sekeliling taman ini.

"Ada yang ingin kau tanyakan lagi?" tanya Soo Hwa karena Doyoung tak bersuara.

Doyoung terlihat berpikir sejenak lalu mulai merogoh tasnya dan mengeluarkan beberapa lembar kertas, "Ini. Mereka bilang aku harus mengambil beberapa mata kuliah yang belum kudapatkan sebelumnya, dan sepertinya aku harus mengatur jadwal agar tidak bentrok dengan kelas yang sama denganmu."

Soo Hwa mendekati Doyoung untuk melihat kertas itu, tanpa sadar jaraknya begitu dekat dengan Doyoung sampai kedua lengan mereka bersentuhan, "Boleh kulihat?" tanyanya.

Tanpa menjawab, Doyoung langsung memberikan kertas-kertas itu pada Soo Hwa. Setelah itu, dia terus membiarkan kedua matanya menatap Soo Hwa yang membaca tiap kertas-kertas itu dengan teliti. Tak hanya itu, sepertinya cuaca hari ini seakan mendukung kegiatan Doyoung untuk mengagumi Soo Hwa, semilir angin itu membuat rambut Soo Hwa ikut tertiup angin juga. Yang membuat sang pemiliknya sibuk untuk menyelipkan rambutnya itu ke belakang telinganya.

Doyoung ingin sekali membantu Soo Hwa untuk menyelipkan rambutnya, tapi itu akan terlihat sangat tidak sopan, mengingat hari ini adalah hari pertama pertemuan mereka.

"Ahh, sepertinya ada 4 mata kuliah yang bentrok." Gumam Soo Hwa.

"Mereka bilang untuk semester ini 4 mata kuliah, kemungkinan akan ada lagi di semester depan atau di tahun berikutnya." Jawab Doyoung.

Soo Hwa tertawa kecil, "Dari tadi kau menyebutkan 'mereka' terus. Mereka itu siapa, Doyoung-ah?" tanya Soo Hwa yang terdengar mulai mengakrabkan dirinya dengan Doyoung.

Soo Hwa benar-benar tak menyadari, sejak kapan suasana canggung itu benar-benar hilang. Bahkan secara perlahan dia seperti mulai merasa akrab dengan Doyoung. Sikap dari Doyoung sendiri yang membuatnya seperti itu. Doyoung begitu hangat dan ramah, membuat Soo Hwa juga nyaman untuk terus berbicara dengan santai padanya.

Doyoung menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Aku lupa."

Soo Hwa tertawa kecil saat mendengar jawaban Doyoung, "Aish, dasar." Gumamnya.

"Baiklah. Jika yang kau maksudkan orang yang mengantarku tadi, itu adalah Jung Hye Bin Seonsaengnim. Lalu, yang berada bersamamu tadi dan untuk masalah jadwal ini, itu adalah Hwang Geum Na Seonsaengnim." Jelas Soo Hwa.

"Kau harus mengingat mereka karena mereka penanggung jawab kita. Itu juga tugasku untuk menjelaskannya padamu, kan?" sambung Soo Hwa masih lengkap dengan senyumannya.

Doyoung hanya mengangguk mengerti dan mulai bergumam seperti menghapalkan kedua nama yang Soo Hwa sebutkan tadi.

"Hmm, ngomong-ngomong, aku punya semua jadwal jurusan musik. Mau kubantu untuk mengatur jadwalmu?" tanya Soo Hwa.

Doyoung mengangguk. Sebenarnya Doyoung juga mempunyainya, tapi dia tidak ingin memotong ucapan Soo Hwa. Melihat yeoja itu yang begitu semangat langsung merogoh tasnya dan mengambil ponselnya.

Soo Hwa mulai mengeluarkan ponselnya, "Hmm, sejujurnya aku baru mencarinya semalam saat Jung Seonsaeng meminta bantuanku. Setauku mahasiswa pindahan akan melakukan ini, jadi aku langsung mempersiapkannya untuk berjaga-jaga." Kekehnya.

Doyoung menatap Soo Hwa sendu, "Mianhae. Belum bertemu langsung saja aku sudah merepotkanmu."

"Aish, aniya~ Aku sudah biasa mengerjakan hal seperti ini. Tidak apa-apa." Jawabnya lalu kembali fokus dengan rentetan jadwal Doyoung.

"Nah, ini. Untuk 2 mata kuliah ini, ada di semester bawah kita, kelasnya ada di hari Senin..." Soo Hwa terus bergumam sendiri sambil membuat jadwal untuk Doyoung.

Sedangkan Doyoung, dia tidak begitu jelas mendengar penjelasan Soo Hwa. Yang dia lakukan hanyalah terus menatap wajah Soo Hwa dari samping sambil tersenyum kecil. Entah kenapa Soo Hwa benar-benar mencuri perhatian Doyoung sejak pertemuan mereka di ruangan Hwang Geum Na Seonsaeng hari ini. Kebersamaan mereka baru terhitung dalam hitungan jam, tapi Doyoung merasa jika dia sudah bersama dengan Soo Hwa dalam waktu yang lama.

"Ah, pas! Hari Senin kelasku dimulai jam 2 siang, sedangkan ini jam 10 pagi. Berarti kau bisa mengambil kelas ini. Dapat 1. Lalu..." ucapan Soo Hwa terhenti saat dia melihat Doyoung yang terus menatapnya.

"W-wae? Ada sesuatu ya di wajahku?" tanyanya sambil meraba wajahnya sendiri.

"Ani. Kau cantik." Tutur Doyoung dengan begitu santainya, tak seperti orang yang sedang melamun pada umumnya, lalu tertangkap basah oleh sang target.

"N-ne?" bingung Soo Hwa.

"A-ah? Mian. Aku membuatmu tak nyaman, ya?" tanya Doyoung yang takut membuat Soo Hwa merasa tak nyaman dengannya.

Soo Hwa tertawa canggung, "A-ani. Hanya sedikit terkejut saja. Terima kasih atas pujiannya." Jawabnya.

Doyoung menghela napasnya lega, lalu tersenyum, "Sama-sama."

**

"Pas sekali kita sudah selesai mengatur jadwalmu, kau sudah dipanggil kembali oleh Hwang Seonsaeng." Tutur Soo Hwa.

Doyoung hanya menganggukkan kepalanya untuk merespon.

"Kebetulan aku juga ada janji. Kalau ada yang ingin kau tanyakan lagi langsung saja hubungi aku ya?"

Doyoung mengangguk lagi, "Ne. Terima kasih banyak untuk hari ini, Soo Hwa-ya." tuturnya.

Soo Hwa mengangguk, lalu dia menoleh saat tak sengaja menangkap bayangan seseorang yang ingin ditemuinya itu, lalu kembali menatap Doyoung.

"Kalau begitu aku duluan ya? Sampai bertemu besok di kelas, Doyoung-ah." pamitnya sambil melambaikan kedua tangannya pada Doyoung.

Doyoung kembali mengangguk, tapi kedua matanya tak berhenti untuk terus mengikuti pergerakan Soo Hwa. Raut wajah yeoja itu terlihat semakin cerah begitu melihat seseorang yang mungkin akan ditemuinya itu.

"Ten!!!" teriaknya dengan begitu semangat, yeoja itu bahkan langsung berlari.

Doyoung membeku saat melihat Soo Hwa berlari, mengejar seorang namja yang dipanggilnya Ten itu. Dia bahkan langsung masuk ke dalam pelukan namja itu, dengan Ten yang langsung mengusap kepala Soo Hwa. Begitu pelukan mereka terlepas, Ten langsung merangkul tubuh Soo Hwa, juga Soo Hwa yang memeluk pinggang Ten, seakan mereka tak ingin ada jarak yang memisahkan mereka.

Begitulah pemandangan yang Doyoung lihat di hadapannya sekarang. Tepat saat itu juga Doyoung langsung menghembuskan napasnya dengan berat.

"Sudah dimiliki orang lain ternyata." Lirihnya.

**

To Be Continued...

Before You #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang