Twenty One

20 3 0
                                    

Doyoung mengangkat kepalanya, "Sepertinya... Ten tidak menyukaiku."

Soo Hwa terdiam sejenak lalu tertawa hambar, "Apa maksudmu?"

"Aku pernah salah paham tentang dugaanku perihal statusmu dan Ten. Lalu aku melihat sikap kalian berdua. Ditambah lagi... Saat dia tau kalau kau ingin pergi denganku raut wajahnya benar-benar berubah sampai kau harus membawanya menjauh dariku." balas Doyoung.

Soo Hwa menghela napasnya, "Aniya. Ten seperti itu bukan karena dia tidak menyukaimu, mungkin dia hanya khawatir saja karena... Maaf, kita memang baru kenal dan aku sudah pergi berdua denganmu. Walaupun aku tau kau bukan orang jahat, tapi... Bukankah sebagai seorang yeoja aku harus tetap berhati-hati? Maaf jika itu membuatmu tersinggung." balasnya dengan ragu, takut akan menyinggung perasaan Doyoung.

Doyoung kembali tersenyum tipis sambil menganggukkan kepalanya dengan pelan, "Kau beruntung sekali memiliki seseorang yang begitu memperhatikanmu ya?"

Soo Hwa menghela napasnya dan hanya membalas ucapan Doyoung dengan senyuman tipisnya juga.

**

Hari hampir gelap, setelah selesai menghabiskan minuman dan kue di coffee shop itu, Doyoung mengantarkan Soo Hwa pulang. Belum ada percakapan di antara mereka setelah membahas tentang Ten tadi. Entah kenapa suasana tiba-tiba menjadi canggung ketika Doyoung membahas tentang sikap Ten yang ditangkapnya.

"Pagar putih itu rumahku." Ucap Soo Hwa yang akhirnya memecahkan keheningan mereka berdua.

Doyoung mengikuti arah tunjuk Soo Hwa, lalu mulai memelankan laju mobilnya dan berhenti tepat di depan rumah Soo Hwa.

"Kau mau mampir dulu?" tanya Soo Hwa.

"Eo? A-aku..."

"Eomma-ku pasti belum mengenal mobilmu dan akan bertanya-tanya siapa yang mengantarku. Apa... Kau keberatan jika masuk dulu?"

Doyoung tersenyum, "Justru aku takut jika kau yang tak mempersilahkan aku untuk mampir."

Akhirnya suasana canggung mereka kembali lenyap begitu saja, ketika melihat Doyoung yang tersenyum begitu manis padanya, membuat Soo Hwa ikut tersenyum.

"Ck. Mana mungkin aku seperti itu. Kalau begitu masuk dulu ya? Akan ku kenalkan pada Eomma dan adik laki-lakiku." Tutur Soo Hwa.

Mereka berdua pun turun dari mobil Doyoung. Tiba-tiba Doyoung merasa aneh di dalam dirinya. Dia merasa gugup saat Soo Hwa mengatakan jika ingin memperkenalkannya dengan Ibu Soo Hwa dan juga adik laki-lakinya.

"Seperti ingin memperkenalkan pasangannya saja." Bisik Doyoung dalam hati sambil menyembunyikan senyumannya.

"Aku pulang~" seru Soo Hwa lalu kembali menoleh pada Doyoung, lalu dibukanya laci kecil di dekat pintu masuk dan mengeluarkan sandal rumah yang langsung diberikannya untuk Doyoung, "Masuklah."

"Sudah pulang, hm? Eo? Siapa ini?" sambut Ibu Soo Hwa denganr ramah, walaupun sedikit terkejut saat melihat anak perempuannya membawa seorang laki-laki yang tak dikenalnya.

"Eomma ingatkan kemarin aku memberitau jika aku diminta untuk membimbing mahasiswa pindahan? Ini dia orangnya. Namanya Doyoung, Kim Doyoung." Tutur Soo Hwa dengan senyuman lebarnya.

"Aaah, yang kau bilang sangat manis itu?" Goda Ibu Soo Hwa.

"Aish, Eomma..." bisik Soo Hwa yang mencubit pelan tangan Ibunya itu.

Sedangkan Doyoung, dia kembali berusaha keras untuk menyembunyikan senyumannya. Merasa begitu senang saat tau jika Soo Hwa menceritakannya pada Ibunya, bahkan apa tadi? Dia bilang pada Ibunya jika Doyoung sangat manis?

Before You #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang