Ten menepati janjinya hari ini, tepat jam 9 pagi dia sudah sampai di depan rumah Soo Hwa. Tidak hanya menunggu di luar, tapi Ten menyempatkan dirinya untuk mampir dan bertemu dengan Ibu Soo Hwa.
"Aigoo, uri Ten~ Bagaimana kabarmu, hm? Soo Hwa bilang kau sedang sibuk." Sapa Ibu Soo Hwa yang terlihat senang melihat Ten.
Ten terkekeh, "Ne, Eomeoni. Eomeoni sehat, kan?" tanyanya sambil mengusap punggung Ibu Soo Hwa.
"Hmm, seperti yang kau lihat sekarang." Jawabnya.
"Eomma, ini sudah. Tidak apa-apa jika aku pergi duluan?" tanya Soo Hwa yang sedari tadi sibuk membantu Ibunya menyusun box makanan pesanan milik Ibunya itu.
"Hmm, tidak apa-apa. Park Ahjussi juga akan datang nanti. Kalian sudah ingin berangkat?"
Soo Hwa mengangguk, "Jam 11 Ten harus latihan lagi, Eomma."
"Yasudah, kalian berangkat saja. Eomma tidak apa-apa."
"Kalau begitu aku pergi dulu ya, Eomma." pamit Soo Hwa.
"Aku juga, Eomeoni. Tolong sampaikan salamku untuk Jaemin nanti."
Ibu Soo Hwa mengangguk, "Ne. Pasti nanti Eomma sampaikan. Kalian hati-hati ya~"
Setelah selesai berpamitan, mereka berdua langsung meninggalkan rumah Soo Hwa dan masuk ke dalam mobil Ten.
"Aigoo~ Kenapa mobilmu berantakan sekali, huh?" tanya Soo Hwa yang baru saja melihat ke kursi belakang mobil Ten, yang terdapat beberapa baju Ten yang digantung dan dibiarkan berantakan di sana.
Ten terkekeh sambil menggaruk kepalanya, "Aku belum sempat membersihkannya."
Soo Hwa berdecak, "Kan bisa langsung dikirim ke laundry."
"Itu bersih tau. Tapi karena buru-buru aku hanya menariknya dari dalam lemari dan melemparnya ke belakang."
Soo Hwa menghela napasnya, "Aish, kau ini." gerutunya yang langsung meraih baju-baju yang berantakan itu dan dipindahkannya ke atas pangkuannya lalu mulai melipat baju Ten.
"Aish, tidak usah. Biarkan saja." Keluh Ten yang ingin mengambil baju-bajunya kembali.
PLAK!
"Sstt! Nyalakan saja mobilmu." Jawab Soo Hwa sambil memukul pelan tangan Ten.
Tak ada lagi yang bisa Ten lakukan selain menuruti Soo Hwa, dan mulai menjalankan mobilnya.
"Memangnya latihannya ketat sekali, ya?" tanya Soo Hwa di sela kegiatan melipat baju Ten.
"Hmm, seperti kemarin. Seharusnya waktu break kami harus mengoreksi kembali gerakannya. Ditambah lagi ini masih awal, jadi masih ada perdebatan tentang gerakannya."
"Perdebatan?" bingung Soo Hwa.
"Hmm, sudah seharian penuh aku dan Ji Na menyelesaikan gerakan sampai lagu selesai. Tapi, pelatih Kang dan juga Byun Ssaem mengatakan itu kurang detail dengan alunan lagu. Jadinya aku dan Ji Na terus menerus mencari gerakan baru."
"Ck! Bagaimana sih?! Mengulur-ngulur waktu saja. Lalu memangnya Ji Na tidak kesal?"
"Ya, kesal. Kau seperti tidak tau Ji Na saja. Tapi, dia hanya bisa meluapkannya padaku dan Jaehyun saja. Kita melawan pun mereka tidak akan mendengarnya."
Soo Hwa mengerucutkan bibirnya ketika mendengar penjelasan dari Ten. Dia tidak tau jika latihan Ten serumit itu.
"Hari ini finalnya. Aku dan Ji Na berharap mereka tidak akan lagi meminta kami mengubahnya lagi. Jadi kami bisa latihan dengan biasa. Ya, walaupun masih menyita waktu kami karena tidak hanya latihan untuk penampilanku dan Ji Na saja."
Soo Hwa menoleh dan mengusap lengan Ten, "Aku doakan yang terbaik untuk kalian, ya."
Ten menoleh dan menampilkan senyuman manisnya untuk Soo Hwa, lalu tangannya terangkat untuk meraih tangan Soo Hwa dan menggenggamnya, "Gomawo."
**
Sejak masuk ke dalam kampus mereka, Ten tidak pernah melepaskan rangkulannya dari Soo Hwa. Tidak mengatakan apapun selain membawa Soo Hwa untuk mengikuti langkahnya. Soo Hwa hanya tertawa dengan itu.
"Ingin mengatakan merindukanku saja berat sekali, ya?" goda Soo Hwa.
"Eung?"
"Sedaritadi kau terus merangkulku, tidak mengucapkan apa-apa tapi sesekali mengacak rambutku. Untuk apa, hm?"
Ten terkekeh, "Iya iya. I miss you." Tuturnya.
Soo Hwa tertawa pelan, lalu melingkarkan tangannya di pinggang Ten, "Aku juga. Sangat sangat merindukanmu."
Ten terkekeh dan menyentil pelan hidung Soo Hwa.
"Ngomong-ngomong, kita mau ke mana? Ini sudah masuk department-mu." Tanya Soo Hwa yang baru tersadar.
"Ruang latihan dance."
"Hmm? Memangnya kau sudah ingin latihan sekarang?" bingung Soo Hwa.
Ten menggelengkan kepalanya, "Tidak. Aku ingin memberikan bocoran gerakanku padamu."
Kedua mata Soo Hwa langsung berbinar, ini adalah kejadian langka. Ten biasanya tidak mengizinkannya untuk menemaninya latihan, tepatnya latihan yang akan dipentaskan. Biasanya Ten hanya mengajaknya saat latihan biasa saja, atau saat dia membutuhkan seseorang untuk merekamnya.
"Ah, tapi... Memangnya boleh? Nanti kalau ada orang lain yang melihat aku bisa dimarahi." Gumam Soo Hwa.
Ten menggelengkan kepalanya, "Tidak akan ada yang memarahimu. Lagi pula ruangan ini dipakai khusus untuk latihan event nanti. Kalau pun ada yang masuk itu pasti Ji Na."
"Nah sampai. Kita masuk, ya?"
Mendapatkan izin langsung dari Ten, akhirnya Soo Hwa bisa bernapas lega lagi tanpa merasakan sedikit takut jika ada mahasiswa dance lainnya yang melihat dia masuk ke dalam ruangan ini.
"Uwaaah, ruangannya benar-benar dipenuhi dengan cermin besar. Jika ada yang salah gerakan pasti langsung tertangkap, ya?"
Ten mengangguk, "Tertangkap dan dihukum." Jawabnya yang kemudian melepaskan jaketnya dan menyisakan kaos polos dengan celana training-nya itu, dan bersiap untuk melakukan pemanasan.
Soo Hwa tersenyum tipis. "Sepertinya sudah lama tidak menemanimu latihan. Terakhir sebelum Hwanggeum Moksori, ya?"
Ten mengangguk, "Hmm, akhirnya aku harus melakukan latihan ketat lagi sekarang."
"Asal tidak drop lagi saja, hm?" tutur Soo Hwa.
Ten mengangkat kepalanya dan tertawa pelan, "Tidak. Kan sudah diberi vitamin langsung dari dokter pribadiku." Godanya.
Posisinya yang kini berhadapan dengan Ten tentunya memudahkan Soo Hwa untuk kembali menghadiahkan cubitan kecilnya itu di perut Ten.
"Aduh! Ish, sedang pemanasan saja dapat juga?" protes Ten.
"Kau yang sempat-sempat menggodaku saat pemanasan seperti ini." balas Soo Hwa.
Ten tertawa pelan lalu kembali menegakkan posisi tubuhnya, "Sudah selesai. Aku hidupkan audio-nya dulu." Tuturnya yang langsung menghampiri meja khusus audio lalu kembali dan bersiap di posisinya.
Sedangkan Soo Hwa, dia mengambil langkah mundur dan mulai fokus untuk melihat Ten menari.
**
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You #1
FanfictionKau adalah orang pertama yang mengisi hatiku yang sebelumnya kosong. Kau mengenalkanku pada banyak hal yang belum kumengerti sebelumnya. Kau membuatku tersadar jika kehadiran seseorang akan begitu berarti. Kau juga mengajarkanku jika tak selamanya k...