Doyoung menghela napasnya, "Aku ingin bicara denganmu."
Seringaian Ten mengendur, lalu memberikan tatapan dinginnya pada Doyoung, "Tidak ada hal yang ingin kubicarakan denganmu." Sinisnya yang langsung mengambil langkah untuk meninggalkan Doyoung.
TAP.
Doyoung menahan lengan Ten, lalu menatapnya serius, "Aku ada." tegasnya. Dengan jarak sedekat ini, Doyoung dapat melihat tatapan kemarahan yang Ten berikan padanya.
Ten menepis tangan Doyoung, "Jika kau ingin membahas tentang Soo Hwa aku tidak akan mendengarkannya, karena itu bukan urusanmu."
"Tapi sayangnya itu menjadi urusanku sekarang. Karena kau tau... Dia kekasihku." Balas Doyoung yang jelas membuat emosi Ten tambah terpancing, terlihat jelas jika kedua mata Ten mulai memerah karena menahan amarahnya.
"Apa yang sebenarnya mau kau katakan?!" geram Ten.
"Memang benar penyebab dia terlambat datang untuk melihat penampilanmu, tapi itu tidak seperti apa yang kau pikirkan." Jelas Doyoung.
"Memangnya kau kira apa yang aku pikirkan, huh?" tanya Ten yang tanpa sadar sudah mengepalkan tangannya.
"Samar-samar aku mendengar kau mengatakan jika Soo Hwa memilih untuk berkencan denganku sehingga dia lupa dengan janjinya. Itu tidak benar. Seperti yang kau tau, sejak awal Soo Hwa yang membantuku dalam masalah perkuliahanku. Aku sudah mengatakan pada Hwang Ssaem jika aku bisa melakukannya sendiri, tapi dia keras kepala dan tetap memanggil Soo Hwa. Kebetulan Soo Hwa lewat ruangan itu tepat saat Hwang Ssaem keluar."
"Jika kau berpikir Soo Hwa lupa dengan janji kalian, kau salah. Dia bahkan menahan tangisannya sambil terus melihat ponselnya karena dia benar-benar akan terlambat. Aku benar-benar tidak tau tentang acaramu itu, Soo Hwa tidak mengatakannya. Setelah aku sadar jika dia terlihat gelisah sekali, aku baru membawanya keluar, tapi ternyata acaramu dipercepat dan membuat Soo Hwa tidak bisa melihat penampilanmu dan..."
Ten menghela napasnya dengan kasar, "Lalu kau kira dengan ceritamu ini kau bisa menyelesaikan masalahku dengannya?" tanyanya sinis saat memotong ucapan Doyoung.
Doyoung menatap Ten bingung.
"Apa tujuanmu sebenarnya sampai kau menemuiku seperti ini, huh?" tanya Ten yang kembali melemparkan tatapan tajamnya pada Doyoung.
"Karena aku tidak ingin melihat Soo Hwa sedih terus menerus. Dia bahkan menangis hanya karena aku menyebut namamu semalam." Jawabnya yang sepertinya juga mulai terpancing emosi.
Ten tertawa pelan saat mendengar jawaban Doyoung, yang tentunya membuat Doyoung menatapnya bingung.
"Kau tertawa?" geram Doyoung.
"Jangan bilang jika dia menghindarimu?" tanyanya yang membuat Doyoung terdiam, setelah itu dia kembali tertawa, "Wah, daebak. Ternyata benar, huh?"
Tawa Ten berhenti dan kembali terlihat dingin lagi, "Kau menghampiriku hanya karena itu kan? Kau kira dengan perkataanmu ini bisa membuatku luluh, lalu aku berdamai dengan Soo Hwa, dan setelah itu Soo Hwa tidak akan menghindarimu lagi begitu?" tanyanya.
"Mwo?" bingung Doyoung.
"Bisa-bisanya kau berani menemuiku lalu bertindak seakan kau adalah pelindung Soo Hwa, lalu kau berpikir jika dengan penjelasanmu tadi kau bisa membuatku luluh, huh? Kau pikir kau siapa?" sinis Ten.
Kini Doyoung yang mengepalkan kedua tangannya untuk menahan emosinya.
"Ah benar. Kau bilang kau tidak ingin melihat Soo Hwa sedih lagi. Kau tau? Bisa saja aku pergi menemui Soo Hwa sekarang dan menyelesaikan masalahku dengannya, lalu memintanya untuk meninggalkanmu. Bagaimana..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You #1
FanfictionKau adalah orang pertama yang mengisi hatiku yang sebelumnya kosong. Kau mengenalkanku pada banyak hal yang belum kumengerti sebelumnya. Kau membuatku tersadar jika kehadiran seseorang akan begitu berarti. Kau juga mengajarkanku jika tak selamanya k...