Twenty Two

22 2 0
                                    

Seperti biasanya, Soo Hwa tak pernah membutuhkan waktu yang lama untuk berada di dalam kamar mandi. Setelah selesai mandi dan mengganti bajunya dengan baju yang lebih santai, Soo Hwa kembali menghampiri kedua namja itu. Mulutnya menganga begitu melihat Doyoung dan Jaemin bermain playstation itu bersama.

"Apa-apaan ini? Aku harus melihat gamers lain di rumahku?" gumamnya.

"Andwae, Hyung!!! Aaaa, ah! ah! GOAL!!!" teriak Jaemin yang berhasil membuat Soo Hwa menutup kedua telinganya itu.

"Uwah, ternyata kau pintar sekali memainkan ini, Jaemin-ah." puji Doyoung.

Jaemin hanya tertawa untuk merespon pujian Doyoung, lalu kedua matanya menangkap keberadaan Soo Hwa, "Eo? Noona sudah selesai."

Doyoung ikut menolehkan kepalanya.

"Kau mengajak Doyoung bermain?" tanya Soo Hwa yang mengambil langkahnya untuk mendekati kedua namja itu.

Jaemin mengangguk, "Tadinya hanya ingin menguji coba game controller-ku saja, tapi tadi Doyoung Hyung sempat bilang jika dia suka bermain juga jadi aku mengajaknya bermain. Ya kan, Hyung?"

Soo Hwa kembali terperangah begitu melihat Jaemin yang terlihat begitu senang sekali saat bersama dengan Doyoung. Bukan seperti Jaemin yang biasanya. Apa yang dilakukan Doyoung sampai menarik perhatian lebih dari adiknya itu?

Doyoung mengangguk lalu bangun dan meraih jaketnya, "Tapi sekarang aku harus pulang."

"Eo benar. Mianhae, Hyung. Aku jadi membuatmu lama di sini." sesal Jaemin.

Doyoung tertawa pelan dan mengacak rambut Jaemin, "Gwenchana. Aku senang bermain denganmu."

Jaemin tersenyum, "Kalau begitu sering-sering mampir ke rumahku, Hyung."

Doyoung tak menjawab, dia hanya kembali mengusap kepala Jaemin. Lalu pandangannya beralih pada Soo Hwa, "Eomma-mu di mana? Aku ingin pamit."

"Eo? Tadi Eomma baru saja keluar. Mungkin mengantarkan pesanan kimchi tadi siang."

"Eo? Eomma pergi? Kenapa tidak memberitahuku?" tanya Jaemin.

"Mungkin karena kalian asik bermain, jadi Eomma tidak ingin mengganggu." Jawab Soo Hwa.

"Kalau begitu... Aku pamit dulu ya, Jaemin."

"Ne, Hyung. Maaf tidak bisa mengantarmu sampai depan, aku harus merapikan buku-bukuku untuk besok. Kalau tidak Noona akan marah." Tutur Jaemin yang tiba-tiba mengadu.

"Ya~" tegur Soo Hwa yang masih menganggap Jaemin aneh hari ini.

"Senang bertemu denganmu, Hyung. Hati-hati di jalan. Selamat malam." Tutur Jaemin sambil membungkukkan tubuhnya lalu berlalu ke dalam kamarnya.

Setelah itu Soo Hwa mengantarkan Doyoung sampai di depan rumahnya.

"Maaf ya. Padahal hari ini pertama kalinya kalian bertemu, tapi dia sudah merepotkanmu." tutur Soo Hwa saat mereka sampai di depan mobil Doyoung.

"Aniya~ Sudah berapa kali aku bilang jika aku merasa tidak direpotkan sama sekali. Aku senang jika aku bisa membantu Jaemin, apalagi bisa menemaninya seperti tadi."

Soo Hwa tersenyum, "Gomawo. Jaemin terlihat senang sekali tadi. Dia sedang berada di musim ujian, dia tidak bisa bermain dengan teman-temannya seperti biasa karena kebanyakan teman dekatnya juga memiliki tekad yang sama dengannya. Jadi mereka lebih sibuk untuk belajar."

"Tekad?"

"Jaemin ingin sekali kuliah di luar negeri. London tepatnya. Dia ingin mengincar beasiswa di sana, jadi dia harus belajar lebih giat dari biasanya, tapi... Dia masih sulit untuk meninggalkan game-nya itu, jadi sesekali aku memarahinya. Karena aku tau seperti apa dia nanti jika tidak berhasil, jadi... aku..."

Before You #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang