Kemarin adalah hari terberat untuk Soo Hwa, bahkan juga untuk Ten. Kedua sahabat itu tak pernah sekalipun terlibat pertengkaran seperti kemarin. Tepatnya, Ten tidak pernah membara seperti kemarin pada Soo Hwa. Tapi, kemarahan Ten kemarin tentu saja beralasan. Dia benar-benar kecewa pada Soo Hwa, tapi juga, Ten tidak mengetahui alasan sebenarnya tentang kenapa Soo Hwa melewati penampilannya.
Pagi tadi Jaemin berusaha sangat keras untuk melarang Soo Hwa untuk berangkat kuliah, melihat kondisi kakaknya itu yang sangatlah tidak mendukung untuk pergi. Tapi Soo Hwa tidak mendengarkannya, dia tetap ingin pergi dan bertemu dengan Ten.
Dia bahkan memberanikan dirinya untuk masuk ke dalam ruang himpunan, dan langsung menerima tatapan tajam dari beberapa anggota di sana yang mengetahui kejadian kemarin. Soo Hwa bisa merasakan hawa dingin dari sorot mata mereka. Tapi ada satu pasang masa yang masih menatap Soo Hwa dengan hangat, siapa lagi kalau bukan Lee Taeyong.
"Kau baik-baik saja?" bisik Taeyong yang langsung menghampiri Soo Hwa saat melihatnya.
"Ten di mana, Oppa?"
"Untuk apa kau mencarinya, Noona?!" sinis Mark yang ikut menghampiri Soo Hwa dan menatapnya dengan tajam.
"Mark." Tegur Taeyong.
"Setelah kau mengecewakannya kemarin, bahkan... Oh my God, you're dating with that man?" lanjut Mark yang tak mendengarkan Taeyong.
"Di mana, Ten?" ulang Soo Hwa yang sama sekali tidak memikirkan ucapan sinis Mark itu.
Di tengah-tengah tatapan tajam itu, seseorang yang Soo Hwa cari masuk ke ruangan itu. Tapi dia bersikap seperti tidak melihat Soo Hwa sama sekali, Ten langsung menghampiri lokernya.
"Ten-ah." panggil Soo Hwa lemah sambil menghampiri Ten.
Ten masih sibuk merapihkan lokernya dengan ekspresi wajahnya yang terlihat menakutkan bagi Soo Hwa.
"Ten, aku ingin bicara."
"Aku tidak." Jawab Ten dengan begitu dingin.
"Ten..."
"Hyung, untuk laporan event kemarin, tolong kirimkan ke e-mail-ku saja ya? Aku ada kelas hari ini." tutur Ten yang benar-benar mengabaikan Soo Hwa.
Taeyong menghela napasnya, dia benar-benar tidak suka dengan situasi ini.
"Ten..." panggil Soo Hwa lagi dengan suara seraknya yang bersiap untuk menangis, tapi terlambat, Ten sudah pergi meninggalkan ruang himpunan.
Setelah Ten pergi, Soo Hwa kembali merasakan hawa dingin di ruang himpunan yang seakan mencekiknya. Tidak tahan berlama-lama di sana, Soo Hwa pun langsung berlari meninggalkan ruang himpunan itu.
Taeyong menghela napasnya saat melihat Soo Hwa berlari, lalu tatapannya beralih pada Mark, "Kau tidak perlu seperti itu padanya, Mark. Dia pasti juga sudah mengutuk dirinya dengan masalah ini."
Mark tidak menjawab, dia hanya terus mengatur napasnya untuk mengendalikan emosinya itu.
**
Entah kenapa Soo Hwa selalu membawa langkahnya ke taman kampusnya itu setiap kali dia membutuhkan waktu sendirian. Di sana tidak terlalu ramai. Ada sebuah kursi taman yang mengarah ke danau kampus, Soo Hwa duduk di sana, membelakangi jalan setapak agar orang lain tak melihatnya yang sedang menangis. Hatinya sakit sekali saat menerima sikap dingin dari Ten tadi. Melihat Ten seperti itu, rasanya kecil sekali kemungkinannya untuk mendapat maaf dari Ten. Bahkan lelaki itu tidak memberikan Soo Hwa kesempatan untuk menjelaskan sesuatu padanya.
Soo Hwa mengabaikan ponselnya yang terus bergetar. Itu mungkin dari Ji Soo. Kelas mereka sudah dimulai dari 10 menit yang lalu, mungkin Ji Soo mencarinya sekarang. Tapi, Soo Hwa benar-benar tidak ingin bertemu dengan orang lain sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You #1
FanfictionKau adalah orang pertama yang mengisi hatiku yang sebelumnya kosong. Kau mengenalkanku pada banyak hal yang belum kumengerti sebelumnya. Kau membuatku tersadar jika kehadiran seseorang akan begitu berarti. Kau juga mengajarkanku jika tak selamanya k...