Tidak lama dari itu akhirnya Soo Hwa berhasil sampai di perpustakaan dan langsung mencari keberadaan Doyoung. Tanpa sadar, lagi-lagi senyuman itu melengkung sempurna di bibir Soo Hwa saat dia menemukan Doyoung yang duduk di meja favoritnya itu. Meja yang membuatnya bisa melemparkan pandangannya ke taman kampus mereka.
"Aigoo, kenapa dia terlihat tampan sekali hari ini?" bisik Soo Hwa di dalam hati, sekaligus menahannya untuk berjerit memuji penampilan Doyoung hari ini.
Tak disangka seseorang yang menjadi pusat perhatian Soo Hwa itu menolehkan kepalanya lalu melambaikan tangannya pada Soo Hwa.
Soo Hwa membalas lambaian tangan Doyoung dengan senyumannya dan langsung menghampiri Doyoung, "Kau sudah lama ya?"
Doyoung tersenyum tipis, "Tidak terlalu lama. Oh iya, duduklah." Pintanya sambil menepuk kursi kosong yang ada di sampingnya.
Soo Hwa menurutinya, "Jadi, ada apa?" tanyanya.
Doyoung langsung meraih tasnya dan mengeluarkan buku catatannya, "Aku diminta untuk mencari buku ini sebagai referensi tugasku, tapi sedari tadi aku sudah mencari di semua rak buku, bahkan juga sudah menggunakan komputer pencarian. Ternyata ada beberapa buku yang tidak ada di sini."
"Boleh kulihat?" pinta Soo Hwa.
Doyoung mengangguk dan memberikan buku catatannya itu pada Soo Hwa, "Ini."
Soo Hwa menerimanya dan mulai melihat daftar buku yang dibutuhkan Doyoung, "Ah benar, aku juga menggunakan buku ini tahun lalu tapi sudah kuberikan pada Mark karena dia membutuhkannya." Tuturnya tanpa menolehkan kepalanya.
"Mungkin Mark masih memakai buku itu, tapi jika kau ingin membelinya, aku tau di mana kau bisa mendapatkannya. Ada toko buku langgananku, mereka seperti memiliki semua buku untuk jurusan kita. Bagaimana? Kau mau mencarinya ke sana?" tutur Soo Hwa.
"Boleh, tapi... Apa kira-kira kau bisa menemaniku? Karena... Buku-buku ini terlihat begitu asing bagiku." Pinta Doyoung dengan hati-hati.
"Hmm, bisa saja. Tapi... Kalau hari ini aku tidak bisa. Aku harus membantu Eomma-ku membungkus kimchi." Jawab Soo Hwa.
"Kimchi?" tanya Doyoung.
Soo Hwa mengangguk, "Eomma-ku suka sekali memasak, jadi kami menjual makanan jadi sesuai pesanan. Biasanya untuk dikirimkan di acara keluarga. Dan untuk hari ini kami mendapatkan pesanan yang lumayan banyak, jadi aku harus pulang setelah ini." jelasnya.
Doyoung mengangguk mengerti, "Bagaimana kalau besok? Apa... Kau bisa?" tanyanya lagi.
Soo Hwa terlihat berpikir, "Hmm, setelah kelasku selesai, ya? Jam 3 sore."
Doyoung tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya, "Baiklah. Jam 3 sore."
Soo Hwa membalas senyumannya, "Jadi... Bagaimana menurutmu setelah sudah hampir 2 minggu berada di kampus ini?" tanyanya yang masih ingin berbicara dengan Doyoung.
Doyoung menarik napasnya dalam-dalam, "Hmm, masih tergolong aman. Hanya masih pusing saja dengan jadwal kuliah yang terbilang padat. Johnny Hyung juga sudah bilang padaku resiko mahasiswa pindahan memang seperti ini, tapi aku masih terkejut saja, tidak menyangka akan padat sekali padahal hanya telat masuk satu tahun saja."
"Eung? Johnny Hyung? Apa yang kau maksud Johnny Suh?" tanya Soo Hwa.
Doyoung mengangguk pelan.
"Kau kenal dengan Johnny Sunbae?" tanya Soo Hwa.
"Bahkan lebih dari itu. Panjang jika diceritakan, tapi intinya aku sudah menganggap Johnny Hyung seperti kakakku sendiri. Keluarga kami juga dekat." jawab Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You #1
FanfictionKau adalah orang pertama yang mengisi hatiku yang sebelumnya kosong. Kau mengenalkanku pada banyak hal yang belum kumengerti sebelumnya. Kau membuatku tersadar jika kehadiran seseorang akan begitu berarti. Kau juga mengajarkanku jika tak selamanya k...