On playing
Spring Day - BTS
• selamat membaca
• bila suka boleh meninggalkan jejak yaa/apa kabar?
😊😊😊
Sudah berulang kali dilarang, Juan tetap mengambil pisau dan membantu Ina memotong wortel. Ia sudah menyelesaikan tugasnya dalam mencuci buah dan menatanya di meja makan. Bosan, ia berusaha melakukan hal lain untuk mengisi senja. Terbiasa lari sana-sini, mengerjakan ini-itu sekaligus, membuat tangannya gatal kalau harus menganggur lama.
Ina sempat berkata, lelaki mana yang hobinya memasak dan bersih-bersih sepertinya? Gaya bicara Juan juga lembut dan teramat sopan, sampai asisten rumah tangga tersebut sungkan sendiri saat diajak mengobrol. Tambahnya lagi, Juan terlalu menyalahi kodrat. Namun, lelaki itu menggeleng dan meyakinkan bahwa keahlian seperti ini membantunya tetap hidup, bukan perkara siapa yang lebih berhak melakukannya. Toh, urusan membenahi atap dan pipa bocor, ia masih kalah dari Ina.
"Ini nanti diapain, Mbak?" tanya Juan seraya menyerahkan potongan wortel ke mangkuk kecil sebelah Ina.
"Buat sop, Mas. Niko kalau sayurnya nggak berkuah nggak mau makan."
"Seenggaknya masih mau makan sayur, ya, Mbak. Biasanya remaja seusia dia sukanya daging aja."
"Iya, mungkin udah dilatih dari kecil, Mas."
Juan mengangguk. Ia lekas memberikan botol minyak yang Ina tunjuk dan menunggu wanita itu menuangkannya ke dalam wajan. Setelahnya ia mengambil alih tanpa menerima penolakan. Ia bersikukuh, menggoreng tahu-tempe adalah urusan kecil. Juan bisa mengatasinya sendiri selagi Ina menyelesaikan masakan lain.
"Oiya, Mbak. Sebelumnya Niko pernah ikut terapi, nggak?"
Ina tampak berpikir. "Di sekolah lamanya kayaknya ikut, Mas. Pas SD. Soalnya SMP-nya di sekolah biasa."
"Em, Mbak pernah kenal shadow teacher-nya?"
"Nggak sama sekali, Mas." Ina menggeleng. "Selama saya kerja di sini, nggak pernah ada pihak sekolah yang mampir."
"Terus, Niko ada ikut les-les atau apa gitu, nggak?"
Wanita yang sibuk mencicipi kuah sop lekas tertawa kecil. "Boro-boro, Mas. Paling setelah pulang sekolah langsung main di kamar. Mewarna atau menggambar, gitu-gitu, lah, pokoknya. Mas pasti udah pernah lihat kebiasaan dia gimana."
Iya, sih, batin Juan. Ia memang bertanya-tanya tentang aktivitas Niko yang monoton dan berulang. Anak itu juga suka menghabiskan waktu dengan dunianya sendiri, meski jelas-jelas ada Juan yang menunggu di dekatnya. Kalau benar Niko jarang berinteraksi seperti yang digambarkan oleh Ina, PR Juan akan bertambah dan ia tidak keberatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk the Line ✔
Novela JuvenilJuan tak lagi sekadar hidup setelah bertemu Niko, pengidap autisme yang baru kehilangan sosok ibunya. Hari-hari sebagai caregiver menuntunnya untuk mengenalkan dunia lama yang sempat terlupakan oleh anak itu. Melodi piano yang senada dengan perjalan...