On playing
Grow Up - Stray Kids
• selamat membaca
• bila suka boleh meninggalkan jejak yaa/menikmati hari libur
😊😊😊
Terik yang masih berjaya menjadi saksi betapa sibuknya Juan mengadang sinar yang sedari tadi mencoba menyengat wajah Niko. Lelaki itu berdiri tepat di samping dengan tubuh membelakangi cahaya yang terasa membakar punggungnya. Sesekali ia mengernyit dan bergerak-gerak aneh, berusaha mengurangi sensasi panas yang tidak ada habisnya. Dalam hati ia berdoa, semoga Niko segera berpindah ke pot yang lebih teduh, atau bahkan menepi dan beristirahat setelah menyiram semua bunga yang ditandai sebelumnya. Namun, anak yang masih asyik bermain tanah itu belum berniat beranjak.
Hendra yang berjongkok di depan pintu hanya bisa menatap lekat. Ia sempat ingin turut serta, tetapi diurungkan secepat kilat setelah melihat interaksi Niko yang memberikan seekor cacing ke tangan kosong Juan. Memang memalukan, ia baru melihat rona wajah putranya saat memamerkan pencapaiannya dalam menemukan hewan kecil dan panjang tersebut. Kemungkinannya hanya ada dua: Niko bertingkah demikian sejak lama atau Juan-lah yang membuatnya seantusias itu.
"Cacingnya udah masuk lagi," ucap Niko sambil menyerahkan pot sedang yang ia otak-atik pada Juan.
"Pinter, sekarang Niko cuci tangan, yuk."
"Kenapa? Ini belum selesai."
"Eh, ada yang belum disiram?" Juan lekas membungkuk dan mengamati setiap tanaman Niko.
Niko menggeleng dan menunjukkan tangannya. "Masih mau main."
"Kalau gitu, main di situ aja, ya." Juan menunjuk area bawah pohon yang rindang.
"Oke!"
"Kak Juan izin ke tempat Ayah, boleh, nggak?"
Niko menoleh dan melihat jarak antara pohon dan tempat duduk ayahnya tidaklah jauh, lalu mengangguk gemas. "Kakak, hati-hati."
Juan tertawa kecil dan mengusap rambut depan Niko, memilah poninya yang menutupi bagian mata. Ia kemudian mengiakan sambil berpose hormat, membuat Niko terbahak-bahak hingga hampir terjengkang ke belakang. Untung saja Juan berjaga dan refleks menahan tubuhnya. Lelaki itu lekas mengantar Niko ke tempat yang lebih teduh, lalu berjalan menghampiri Hendra yang tak berhenti tersenyum ke arah mereka.
"Kenapa nggak mendekat, Pak?" tanya Juan sebelum berjongkok di dekat Hendra.
"Ngelihat dari jauh begini lebih adem, Mas."
Kening Juan berkerut. Ia hanya melirik Hendra dan menunggu lelaki itu meneruskan kalimatnya. Mereka sama-sama menatap Niko yang menggali tanah dan berburu cacing. Katanya, ia ingin menyebar hewan licin tersebut ke semua pot agar tanamannya cepat tumbuh tinggi. Semua karena penjelasan Juan yang tiba-tiba ditanya soal keberadaan cacing di dalam pot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk the Line ✔
Roman pour AdolescentsJuan tak lagi sekadar hidup setelah bertemu Niko, pengidap autisme yang baru kehilangan sosok ibunya. Hari-hari sebagai caregiver menuntunnya untuk mengenalkan dunia lama yang sempat terlupakan oleh anak itu. Melodi piano yang senada dengan perjalan...