• 25th line •

341 79 42
                                    

On playing

Blue Hour - TXT

• selamat membaca
• bila suka boleh meninggalkan jejak yaa

😊😊😊

Tik tok tik tok, bunyi jam dinding--yang sebenarnya tidak persis demikian--digumamkan oleh Niko berulang kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tik tok tik tok, bunyi jam dinding--yang sebenarnya tidak persis demikian--digumamkan oleh Niko berulang kali. Sambil menatap, ia mengikuti arah jarum jam yang panjang dan menghitung ketukannya. Ibu guru sudah menutup buku dan mengucap salam. Namun, teman-temannya belum ada yang beranjak. Ia pun menoleh, memandangi Kevin yang mengisi teka-teki silang edisi kesebelas--Niko hafal karena sudah sering melihatnya.

"Kevin nggak pulang? Kenapa teman-teman belum ada yang mau pulang?"

"Anak OSIS bentar lagi masuk. Katanya mau bahas sesuatu. Lo buru-buru balik?"

"Kak Juan pasti nunggu di luar."

"Bentar doang."

"Lima menit?"

"Tambah dikit lagi."

"Lima menit sepuluh detik?"

Kevin menggaruk kepalanya. "Kayaknya nggak segitu juga, deh, Nik. Ditunggu aja. Ntar gue yang ngomong ke Kak Juan."

Niko mengangguk, lalu menggeleng. Ia kemudian mengetuk-ngetukkan jarinya pada pinggiran meja layaknya bermain piano. Lagu yang diajarkan guru lesnya kemarin masih terngiang-ngiang. Kepalanya miring ke kiri dan kanan, menghayati melodi yang ada di benak. Imajinasinya makin meluas saat Kevin mengiringi ketukannya menggunakan dua bolpoin yang diadu. Bahkan, mulut anak itu sudah komat-kamit menggumamkan suara bass.

"Siang, teman-teman."

Salah satu perwakilan OSIS telah berdiri di depan kelas. Niko masih abai, asyik dengan dunianya sendiri. Kevin juga tidak berhenti, tetapi ia berusaha menyimak poin-poin yang disampaikan. Akhirnya ucapan 'terima kasih' pun terdengar, Niko lekas sadar dan mendongak. Ia juga menoleh ke Kevin yang sudah menaik-turunkan alisnya. Kawan sebangku itu buru-buru mengambil tas dan keluar kelas. Setiap pulang, mereka berlomba untuk sampai ke tempat Juan lebih dulu. Orang yang menjadi pemenangnya harus mau membeli boba sepuluh ribuan di kantin.

"Yeay! Niko duluan!"

Kevin terengah-engah sambil memegang lututnya. Ia ingin berteriak curang karena Niko curi start terlebih dulu. Namun, ia tidak akan mengatakannya karena beberapa waktu lalu sempat terjadi hal yang sama dan Niko mengamuk tak karuan. Beruntunglah ada Juan yang siap menengahi mereka.

"Oke, besok giliran gue yang traktir boba."

"Sedikit gula, banyak es, susunya--"

"Tiga perempat. Udah hafal."

Juan tersenyum ke arah Kevin dan mengacungkan jempol. Ia salut pada anak itu karena bisa dan mau berteman akrab dengan Niko. Bahkan, tak jarang ia mendapati mereka bertukar bekal makan siang. Barang yang Niko pakai pun ada yang milik Kevin, begitu pula sebaliknya. Entah perjanjian apa yang mereka lakukan, Juan tidak pernah mengulitinya.

Walk the Line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang