🌾1 > Salah Paham🌾

5.6K 351 23
                                    

Naruhina fanfiction.
Naruto milik Masashi Kishimoto.
Canon.

.
.

🌾 Happy Reading 🌾

.

.

Keadaan ruang Hokage nampak sunyi. Sang Nanadaime Hokage tengah fokus membaca setiap kata yang tertera pada lembaran kertas yang berada di atas mejanya.

 Sang Nanadaime Hokage tengah fokus membaca setiap kata yang tertera pada lembaran kertas yang berada di atas mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Netra sebiru lautan itu memindai setiap kata yang tertulis disana dengan teliti.

Dia nampak sangat fokus.

Tok ... Tok ... Tok

Ketukan pada pintu ruangan membuat fokusnya sedikit buyar.

"Masuk!" Titahnya tanpa mengangkat kepala.

"Naruto," panggil sang tamu tak di undang.

Naruto mendongak.

"Oh Teme!" Pekiknya seraya tersenyum.

Fokus sang Hokage kini sepenuhnya tertuju pada sahabat revennya.

"Ada apa -ttebayo?" Tanya Naruto

"Tidak, aku hanya ingin berpamitan padamu," jawab Sasuke datar.

"Huh ... Kau sudah mau pergi lagi?"

"Hm, begitulah."

"Tetaplah disini untuk sementara waktu Sasuke. Apa kau tidak kasihan pada Sarada? Kalian baru saja bertemu setelah sekian lama," ucap Naruto, berusaha menahan Sasuke untuk tidak pergi dari desa.

"Sarada sudah dewasa, dia pasti mengerti," jawab Sasuke seadanya.

"Teme, aku serius -ttebayo. Tetaplah disini lebih lama lagi. Kau tidak kasihan pada Sakura-chan? Kau tahu dia selalu menunggumu kembali bersama Sarada, setidaknya saat kau sudah disini, habiskan lah waktumu dengan mereka sedikit lebih lama. Aku yakin kau bahkan belum berpamitan dengan Sarada dan Sakura-chan."

Naruto masih berusaha membujuk Sasuke. Jujur dia merasa kasihan pada sahabat merah mudanya itu. Sejak dahulu Sakura selalu menunggu Sasuke, setidaknya sekarang ketika mereka sudah menjadi pasangan suami istri, tidak bisakah Sasuke sedikit memberikan perhatian lebih kepada istrinya. Bukannya hanya datang dan singgah sebentar setelah itu langsung pergi tampa berpamitan.

"Naruto, rumah tanggaku, urusanku. Urus saja urusanmu. Aku akan pergi, dan menyelidiki lebih lanjut mengenai Kara," final Sasuke lalu dalam hitungan detik pria itu menghilang dalam gumpalan asap putih.

"Huh ... " Naruto menghela nafas berat. "Dasar keras kepala," ucapnya.

Ceklek

Kepala sang Hokage kembali mendongak menatap kearah pintu ruangannya

[9] Rumah dan Keluarga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang