🌾04 > Belum Bisa Memaafkan 🌾

2.8K 294 8
                                    

Naruhina fanfiction.
Naruto milik Masashi Kishimoto.
Canon.

.
.

🌾 Happy Reading 🌾

.

.

Naruto duduk terdiam disana. Dia tersenyum getir, menyadari semua kebodohannya sejak dulu hingga sekarang.

Tapi dia berani bersumpah, dia mencintai Hinata, sangat malah.

"Huh ... " Dia menarik nafas panjang, berharap mampu mengurangi sedikit rasa sakit yang memenuhi hatinya.

"Argh ... Kuso," jeritnya frustasi. Tangannya bergerak, menghapus kasar air mata yang jatuh dari sudut matanya.

Dia bangkit berdiri dari sana, lalu mematikan lampu di ruang tamu, dan segera beranjak.

Naruto pergi ke arah dapur terlebih dahulu, mengecek keberadaan Hinata disana. Namun, lampu di dapur sudah mati. 'Hinata pasti sudah pergi ke kamar,' pikirnya.

Tidak mendapati Hinata disana, Naruto pun segera beranjak menuju kamar tidurnya. Dia lelah, fisik dan pikirannya.

Ceklek~

Naruto membuka pintu dengan hati-hati, takut-takut akan membuat Hinata terbangun.

Dia melangkah masuk dengan pelan, menjaga langkahnya agar tidak berisik. Dia naik keranjang mereka secara perlahan berusaha untuk tidak mengeluarkan suara bising.

Dia tidur terlentang, menatap lurus ke arah langit-langit kamar mereka.

"Huh ... " Hembusan nafas berat kembali terdengar dari bibir coklatnya. Dia menoleh kesamping, menatap punggung Hinata sendu. Ya Hinata kini tengah berbaring membelakanginya.

Dia merubah posisi tidurnya, menjadi menghadap kearah Hinata.

Grep~

Dia merengkuh tubuh mungil wanitanya itu.
Dagunya ia letakkan pada pundak Hinata. Matanya terpejam, menikmati aroma lavender yang menenangkan yang menguar dari tubuh istrinya.

Dia mengeratkan pelukannya pada pinggang Hinata. "Hinata, maafkan aku. Aku belum bisa menjadi kepala keluarga yang baik. Maaf selalu menyakitimu. Demi Tuhan aku tidak bermaksud. Aku mencintaimu Hinata, sungguh."

Suaranya lirih terdengar amat pilu. Dia tidak berbohong apa yang dirinya katakan, adalah apa yang ia rasakan.

Hinata yang memang belum tertidur mendengar semua yang suaminya itu ucapkan. Dia hanya berpura-pura tidur.

Wanita itu menggigit bibir bawahnya, menahan isak tangis yang hampir lolos.

Dia tidak ingin menangis, dia tidak mau membuat Naruto semakin merasa bersalah.

Secara perlahan Hinata berbalik. Naruto terkejut melihat Hinata yang kini sudah berbalik kearahnya.

"Hinata ... " Lirihnya.

Hinata menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Naruto, mencari kenyamanan dan kehangatan disana.

Naruto semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Hinata. Kepalanya ia letakkan pada ceruk leher sang istri.

Sudah lama sekali, sejak terakhir kali, dia merasakan kehangatan ini. Kelopak mata tannya terpejam erat. Semua kehangatan dan kenyamanan yang ia rasakan ini, tak akan pernah ia lepaskan. Tidak akan pernah!

[9] Rumah dan Keluarga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang