Naruto milik Masashi Kishimoto.
Canon..
.🌾 Happy Reading 🌾
.
.
Naruto menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kebesarannya. Kepalanya mendongak ke atas, menatap langsung pada langit-langit ruangan itu.
Kini Naruto sendirian di ruangannya. Shikamaru telah pergi dari sana. Penasihatnya itu mengerti bahwa Naruto butuh waktu sendiri.
Naruto memejamkan matanya sebentar. Lagi-lagi cairan bening jatuh dari sudut matanya.
Naruto langsung memejamkan matanya erat, ketika kepalanya kembali berdenyut sakit. Tangannya terangkat memijat pelan keningnya.
Dia pun menarik nafas panjang, ketika rasa sesak kembali menghimpit dadanya.
"Naruto."
Kepala dengan surai kuning itu terangkat ketika namanya dipanggil. Sai berjalan mendekat ke arah mejanya.
"Maaf jika aku mengganggu." Sai berkata dengan setitik rasa bersalah.
"Tidak. Ada apa?" Naruto bertanya.
"Pemeriksaannya telah selesai."
"Jadi bagaimana?" Naruto Lang bertanya pada intinya.
"Pesawat itu kosong. Tak ada apapun di dalamnya. Tapi, ada satu hal yang mencurigakan, kami yakin seratus persen bahwa pesawat itu berisi sesuatu yang sangat penting.
"Kami menarik kesimpulan ini karena di dalamnya terdapat sebuah peti yang seharusnya terkunci. Namun, kuncinya sudah terbuka dan peti itu kosong."
"Tim telah melakukan penelitian, dan ditemukan sidik jari pada gembok. Seharusnya itu adalah sidik jari laki-laki dan isi dari peti itu pun sudah diketahui."
"Bagaimana kalian mengetahuinya sedangkan saat tiba di lokasi kejadian peti itu sudah kosong?"
"Kau seharusnya sadar bahwa penelitian dan pemeriksaan ini berlangsung lebih lama dari dugaan. Dengan segala alat yang di kembangkan oleh Katasuke, kami dapat mengatakan dengan pasti bahwa isi dari peti itu adalah manusia."
Naruto tampak berpikir. Sedangkan Sai kembali menyuarakan tanya.
"Jadi, apa langkah selanjutnya sekarang?"
Naruto menarik nafas sejenak. "Tidak ada cara lain yang bisa kita lakukan kecuali mengirim beberapa shinobi, untuk menelusuri daerah sekitar." Dia berujar dengan serius.
"Jika hasilnya masih nihil, maka kita hanya perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut tentang dimensi yang Sasuke temukan. Hanya itu jalan satu-satunya sekarang." Naruto kembali menjelaskan.
Sai mengangguk paham. "Baiklah. Kalau begitu, aku pergi dulu."
Naruto mengangguk singkat, mengijinkan Sai untuk berbalik dan pergi.
Tangan pucat si pemimpin Anbu hendak menggapai gagang pintu dan membukanya. Namun, benda jati itu lebih dulu dibuka dari luar.
"Oh hai, Sai. Apa kami mengganggu?" Kiba bertanya sekedar basa-basi sembari memiringkan kepalanya dan menatap Naruto yang tengah duduk di kursi kebesarannya.
"Tidak sama sekali. Aku permisi." Kiba melirik singkat sebelum akhirnya mengangguk menanggapi perkataan temannya tersebut.
Shino masuk menyusul saat Sai sudah keluar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[9] Rumah dan Keluarga ✔
FanfictionBoruto begitu membenci Hokage, sebab semenjak jadi hokage, ayahnya jarang pulang dan menghabiskan waktu bersama dengan mereka. Hal ini membuat Boruto kecewa. Rasa marah dan kecewanya bertambah ketika mendapati sang ayah begitu khawatir terhadap kelu...