🌾09 > Resah dan Rindu🌾

2.6K 279 20
                                    

Naruhina fanfiction.
Naruto milik Masashi Kishimoto.
Canon.

.
.

🌾 Happy Reading 🌾

.

.

Mereka berlari melewati setiap dahan pohon, menuju Shimo no Kuni.
Jarak dari Konoha le Shimo no Kuni cukup jauh, sekira-kiranya butuh 3 sampai 4 hari untuk sampai ke sana.

Kegelapan malam telah mengambil alih. Nyanyian jangkrik mendominasi kesunyian yang tercipta. Belaian angin malam yang dingin menusuk kulit.

"Kita beristirahat disini!" Kakashi berhenti dari laju larinya. Diikuti oleh keempat anbu serta Hinata.

"Hai!" Dengan serempak mereka berujar menyetujui perintah sang mantan Hokage.

'Tap'

Enam pasang kaki menapak pada tanah. Masing-masing dari mereka mulai bergerak menyiapkan tenda.

"Aku akan pergi mencari kayu bakar," ucap Hinata. Wanita itu telah selesai membangun tendanya.

Atensi lima orang yang lain terfokus pada Hinata.

"Biar aku temani." Seorang anbu perempuan dengan surai ungu panjang memberi tawaran.

Hinata mengangguk setuju. "Um, boleh," balasnya.

Gadis berambut ungu itu tersenyum menanggapi persetujuan yang Hinata katakan. Dengan perlahan ia berjalan menghampiri Hinata.

"Hinata-sama, dan kau Mira, berhati-hatilah". Yui memberi peringatan dan pesan.

Mira adalah nama dari gadis bersurai ungu itu. Mendengar perkataan yang Yui lontarkan Hinata dan Mira pun mengangguk mengerti.

"Hinata, ingat jika terjadi sesuatu jangan bertindak ceroboh. Naruto akan mengamuk nanti bila kau terluka." Kakashi yang tadi ya menyimak kini turut berujar.

Kakashi memang belum terlalu mengenal Hinata. Sebab sejak dulu wanita itu selalu tertutup, dan sulit ditebak. Hinata itu gambaran wanita hebat yang bahkan bisa tersenyum saat dia sedang terluka. Namun, sedikit yang ia tahu bahwa terkadang Hinata dan Naruto itu sebelas dua belas terlalu ceroboh dan lebih mementingkan orang lain dari pada diri mereka sendiri.

"Hai Kakashi-sensei," balas Hinata setelahnya wanita itu sedikit terkekeh. Sejak dulu, semenjak mereka mulai pacaran Naruto memang selalu bersikap protektif padanya. Pria itu terkadang akan marah besar hanya karena melihat Hinata tergores barang sedikit saja ketika pulang dari misi. Naruto selalu menunjukkan kekhawatirannya yang terkadang terlalu berlebihan menurut Hinata, namun entah kenapa dia menyukainya.


🌾🌾🌾

"Ano Hinata-sama ..." Mira memanggil dengan sedikit ragu. Dia tengah berdiri dibelakang Hinata yang tengah memungut beberapa batang kayu kering di tanah. Jangan salah paham, Mira sudah memungut miliknya terlebih dahulu, kayu-kayu kering itu sudah ia gendong dengan kedua tangannya seperti tengah menggendong bayi.

"Um?" Hinata hanya bergumam. Dia bangkit dari posisinya yang tadi menunduk dan berdiri tegak menatap Mira, menunggu apa yang ingin gadis itu katakan padanya.

"Em ... Mungkin anda sudah mengetahuinya tapi saya ingin mengatakannya lagi, nama saya Mira. Saya sangat senang bisa menjalankan misi bersama Anda." Mira berujar sembari tersenyum.

[9] Rumah dan Keluarga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang