🌾34 > Life🌾

2.7K 251 37
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto.
Canon.

.
.

🌾 Happy Reading 🌾

.

.


Naruto duduk mematung di kursi, tanpa mengatakan sepatah katapun. Matanya menatap lurus ke depan, tepat pada pintu ruangan Hinata dengan pandangan kosong.

Matanya merah kentara sedang menahan tangis. Tangannya terkepal erat di atas paha.

Sedangkan Boruto masih mematung. Anak itu nampak terguncang hebat. Dia baru tersadar setelah Himawari melerai pelukan. Adik kecilnya itu melangkah mendekati sang ayah.

"Papa?" Himawari bergumam lirih penuh khawatir. Sebelum dia mencapai sang ayah, Boruto tiba-tiba sudah berdiri didepannya.

"Apa yang terjadi?" Suara Boruto terdengar berat dan sedikit bergetar. Anak itu juga mengepalkan ke dua tangannya.

Tapi, Naruto hanya diam. Lagi dan lagi.

Boruto menggertakkan giginya. Dia kesal karena pertanyaannya di abaikan. Semua orang yang berada di sana menatapnya.

"Aku tanya APA YANG TERJADI!" Dia berteriak sambil menarik bagian leher kaus putih yang ayahnya kenakan.

"Boruto-nii." Himawari menarik baju di bagian lengan kakaknya dengan pandangan cemas. Dia takut mendengar teriakkan yang Boruto beri sedangkan sang ayah masih diam.

Yui, Yuri, Mira, dna Kenz menjadi panik sendiri. Mereka cemas tentang kondisi Hinata dan semakin cemas dengan keributan yang terjadi.

Mereka bahkan menelan ludahnya karena gugup. Suasana disekitar jadi begitu tegang. Agak terkejut mendapati sang Hokage tampak tak memiliki semangat hidup.

Kakashi terdiam tanpa mengatakan apapun. Naruto dan Boruto itu sama. Mereka punya sifat meledak-ledak yang serupa. Terlebih hal itu akan semakin tak terkendali saat seseorang yang berarti bagi mereka terluka.

Sedangkan Kawaki melakukan hal serupa. Dia hanya berdiri dalam diam, sebab memang pendapatnya tidak diperlukan sekarang. Lagipula dia tidak mengenal mereka.

Naruto mengangkat pandangannya, dan dia menatap Boruto yang nampak diliputi kemarahan juga khawatir.

Bugh

Semua orang membolakan matanya karena terkejut. Boruto memberi satu bogem mentah pada ayahnya.

"Boruto-nii!!" Himawari berteriak marah, dia melangkah ke depan ayahnya dan mendorong Boruto menjauh.

Anak itu kembali menteskan air mata. "Boruto-nii jahat!!" Dia berteriak lagi.

"Kamu harusnya marah pada dia! Dia yang bersalah. Dia yang membuat ibu jadi seperti ini!!" Boruto berteriak karena tak terima. Aank itu hendak maju dan menghampiri ayahnya lagi tetapi Kakashi menahannya.

"Lepaskan aku!!" Boruto memberontak dan pegangannya terlepas. Dia jatuh terduduk di tanah. Anak itu menekuk kedua kakinya dan menenggelamkan wajahnya pada tangan yang bertumpu di atas lutut. Lalu menangis disana.

[9] Rumah dan Keluarga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang