🌾39 > Hanya Hinata🌾

3K 221 26
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto.
Canon.

.
.

🌾 Happy Reading 🌾

.

.

Sudah satu minggu sejak Hinata diijinkan pulang. Kehidupannya berjalan seperti semula. Walau ada beberapa hal yang sedikit berbeda, seperti Naruto yang menjadi lebih sering meluangkan waktu untuk pulang ke rumah, ditengah kesibukannya sebagai Hokage.

Bukan hanya itu, kini Naruto lebih sering mengungkapkan perasaannya. Seperti pria itu selalu mengatakan aku mencintaimu pada Hinata hampir setiap saat.

Hinata tentu terharu. Walau hatinya masih agak ragu, perlahan-lahan tapi pasti dia mencoba menumbuhkan rasa percaya lagi.

Setidaknya dia harus percaya bahwa dirinya pantas untuk dicintai.

Selain itu, Himawari dan Boruto juga diliburkan dari latihan mereka sementara waktu. Khususnya untuk malam ini, karna ada festival kembang api di desa.

"Mama apa Hima terlihat cantik sekarang?" Himawari bertanya dengan binar bahagia di matanya. Anak itu tampil begitu menawan dengan menggunakan yukata panjang berwarna kuning putih.

Hinata tersenyum. Dia lalu berjongkok dihadapan putrinya itu. "Anak mama selalu cantik."

"Terimakasih mama!" Himawari mengecup pipi ibunya, lalu tersenyum lebar.

"Ibu, ayah akan pergi dengan kita kan?" Boruto berdiri di bingkai pintu kamar adiknya, dengan satu alis yang di angkat.

Hinata menoleh ke belakang. "Jika tidak ada kesibukan mendadak maka kita akan pergi bersama malam ini."

Binar di wajah Himawari meredup. Dia takut jika harus menelan kekecewaan lagi.

"Kita akan tetap menikmatinya, walau tanpa ayah." Boruto mencoba memberi semangat. Walau, dia sendiri tidak yakin dengan apa yang dia ucapkan.

Hinata memegang kedua pundak Himawari. Netra kelabunya bersitatap dengan blue sapphire sang putri. "Kita harus percaya pada papa. Dia pasti akan menepati janjinya kali ini."

Himawari kembali menyunggingkan senyum, walau terkesan agak dipaksakan. Dia sulit percaya pada ayahnya, tetapi dia bisa percaya pada ibunya.

*****

"Apa aku terlambat!" Naruto berlari masuk ke dalam rumah seperti orang kesetanan. Keluarganya yang tengah menunggu di ruang tengah pun dibuat terkejut.

"Papa!" HImawari memekik senang. Segera ia berlari menerjang ayahnya.

"Kami pikir kau tidak akan pulang malam ini." Boruto melipat tangannya di depan dada sambil menatap sang ayah yang sudah membawa Himawari ke dalam gendongannya.

"Ada urusan mendadak di kantor. Namun, ayah bisa mengatasinya dengan baik." Naruto tersenyum bangga.

"Kalau begitu, kamu harus segera mengganti pakaian sebelum kita pergi." Hinata mendekat dan mengambil Himawari dari gendongan suaminya.

****

"Aku ingin mencoba semua makanan yang ada disini!" Himawari menatap penuh binar stand-stand makanan yang begitu ramai.

Dia melangkah dengan semangat sambil menggandeng tangan kakaknya, sedangkan Naruto dan Hinata berjalan tepat di belakang mereka.

"Kau akan gemuk seperti Choco, jika makan sebanyak itu." Boruto menegur dengan tampang agak jahil. Hal itu membuat Himawari cemberut.

[9] Rumah dan Keluarga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang