🌾26 > Misi selesai 🌾

1.7K 192 35
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto.
Canon.

.
.

🌾 Happy Reading 🌾

.

.

"Aku pikir kau tidak akan datang ke kantor hari ini."

"Hah, setidaknya ucapkan selamat pagi padaku Shika."

Naruto berjalan ke kursi kebesarannya dan segera duduk disana. Sedangkan Shikamaru masih menatapnya intens.

"Berhenti menatapku begitu." Naruto yang mulai merasa risih pun berkomentar.

"Kau terlihat pucat Naruto. Jangan terlalu memaksakan diri."

"Aku baik-baik saja." Naruto menjawab dengan suara rendah. Blue sapphire-nya sedikit meredup.

"Baiklah terserah padamu." Shikamaru memilih mengalah. Dia tidak berniat memulai perdebatan.

"Apa sudah ada kabar terbaru dari Kakashi-sensei atau Hinata?" Suaranya melirih ketika menyebut nama Hinata. Naruto berharap dia akan menerima kabar baik pagi ini.

Shikamaru mengambil nafas sejenak. "Sayangnya tidak." Dia terdengar kecewa.

Naruto pun demikian. Mata biru itu kian meredup. Dia tidak bisa tenang.

"Bagaimana dengan Kiba dan Shino?"

"Mereka bergerak lebih cepat dari dugaan. Mungkin sore atau siang ini mereka sudah tiba disana."

"Souka. Katakan pada mereka agar segera beri laporan saat sudah tiba."

"Ya, sudah ku sampaikan."

"Terimakasih Shika."

"Hm."

🌾🌾🌾

"Kita harus berpencar." Hinata berkata tiba-tiba tanpa mengurangi laju larinya.

Yui pun segera mengangguk mengerti. Tiba di pertigaan mereka mulai terpencar. Hinata yang berlari lurus ke depan dan Yui yang berbelok ke kiri. Kembali ke tempat semula, saat mereka pertama kali tiba.

Hinata berlari lurus. Wanita itu tau tujuannya. Ryu. Entah kenapa hatinya mengatakan untuk pergi kesana. Pria itu pasti tau sesuatu.

🌾🌾🌾

Ryu melangkahkan satu kaki ke depan lagi sebagai permulaan. Masih dengan senjata yang sama, pedang panjang yang ia genggam di tangan kanan.

Satu kaki yang berada di depan ia gunakan sebagai tolakan yang kembali menghantarkan tubuhnya ke hadapan Kawaki dalam satu kedipan mata.

Tangannya terayun memberi tebasan. Senyum licik tersinggung.

DESING!!

Kawaki kembali menghalau. Benda coklat ditangannya berubah menjadi setajam pedang yang kemudian digunakan untuk menebas. Memberi serangan balasan.

[9] Rumah dan Keluarga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang