Naruto milik Masashi Kishimoto.
Canon..
.🌾 Happy Reading 🌾
.
.
"Rokudaime-sama?"
Yui memanggil Kakashi dengan bingung. Pasalnya mantan hokage ke enam itu membawa mereka ke sebuah pohon besar yang mereka sendiri tidak tahu apa hubungan pohon ini dan para penjahat yang tengah mereka cari keberadaannya."Warna pink." Bukannya menjawab Kakashi malah mengatakan sesuatu di luar konteks.
Hinata dan Yui seketika mengernyit dengan pandangan bingung. Mereka benar-benar tidak mengerti apa yang coba Kakashi katakan.
"Tempat persembunyian mereka berada di dalam tanah. Dan, pintu masuk ke sana berwarna pink."
Penjelasan yang Kakashi beri tidak membantu Hinata dan Yui untuk mengerti. Mereka berdua malah makin kebingungan.
"Dari mana anda mendapatkan informasi kalau tempat persembunyian mereka berada di dalam tanah?" Tanya Yui.
"Kawaki. Dia tidak mengatakannya secara gamblang tapi, aku yakin inilah maksudnya."
"Anda yakin, bocah itu bisa di percaya?" Yuri bertanya.
"Aku percaya padanya!" Hinata menyela dengan cepat. "Aku percaya padanya. Ku mohon percaya juga padanya. Matanya benar-benar tidak menunjukkan kejahatan atau kebencian." Hinata memelankan suaranya saat Yui menatap kearahnya.
"Lalu apa arti dari pintu berwarna pink? Kita harus menyusuri rumah-rumah di desa ini untuk mencari pintu berwarna pink begitu?"
Hinata terkesib setalah Yui berbicara. Rasanya dia telah mengingat sesuatu.
Flashback ....
Ketika pertama kalinya menginjakkan kaki di desa ini, Hinata begitu terkejut sebab, situasi di dalam desa tidak sama dengan apa yang terlihat dari luar.
Es yang menutupi seluruh desa ternyata hanyalah sebuah ilusi yang sengaja di buat. Sebab desa ini begitu hangat, banyak pohon dan tumbuhan serta rumah-rumah yang berjejer rapih dengan warna yang cenderung agak pucat.
Suasana di dalam desa begitu tenang, bahkan terkesan terlalu sunyi. para warga beraktivitas seperti biasanya. Namun, entah kenapa terasa aneh.
Jumlah penduduk, di desa ini memang tidak terlalu padat, bisa dibilang sangat sedikit. Walaupun dulu desa ini, dikenal sebagai salah satu desa terpadat, walau bukan merupakan bagian dari salah satu lima desa besar.
Setelah memasukki hari kedua sejak mereka tiba di Shimo No Kuni, Hinata mencoba membantu Reina dan pergi berbelanja ke pasar. Disanalah istri dari hokage ke tujuh itu mulai merasa ganjal.
Semua orang di desa ini begitu minim ekspresi dan hanya berbicara seadanya pandagan mereka pun kosong. Hal ini membuat Hinata merasa ganjal.
Saat langit senja telah muncul menghiasi cakrawala, Hinata memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak.
Mengelilingi desa yang luasnya tidak seberapa itu. Kakinya membawa ia ke bawah pohon sakura yang tumbuh lebat, di tengah-tengah desa.
Hal ini membuat Hinata heran pasalnya saat itu belum musim semi dan seharusnya bunga sakura belum mekar.
Ditambah pohon Sakura di desa itu hanya satu dan itu pun terletak di tengah-tengah desa seolah menjadi pusat dari segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[9] Rumah dan Keluarga ✔
FanfictionBoruto begitu membenci Hokage, sebab semenjak jadi hokage, ayahnya jarang pulang dan menghabiskan waktu bersama dengan mereka. Hal ini membuat Boruto kecewa. Rasa marah dan kecewanya bertambah ketika mendapati sang ayah begitu khawatir terhadap kelu...