🌾25 > Himawari 🌾

2.3K 244 27
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto.
Canon.

.
.

🌾 Happy Reading 🌾

.

.

"Bagaimana kondisi papa?"

Pupil mata sewarna langit milik Himawari berkaca-kaca. Bocah kecil itu mengangkat pandangannya dan menatap Sakura harap cemas.

Sakura tersenyum kemudian. Dia begitu terkejut ketika mendapat kabar dari Hanabi bahwa panic attack Naruto kambuh.

Tak peduli bahwa hari sudah larut, wanita itu dengan tergesa-gesa pergi ke kediaman Hyuga.

Disana dia mendapati Himawari yang masih setengah mengantuk baru saja keluar dari kamarnya. Karena keributan yang terjadi tidur si putri kecil terganggu.

Tentu anak itu terkejut ketika mendapati keberadaan Sakura. Ketika bibir mungil hendak melempar tanya Hanabi keluar dari kamar Naruto dengan pandangan cemas.

Dia segera meminta Sakura untuk mengecek keadaan kakak iparnya. Mendengar sang ayah yang sepertinya sakit Himawari lekas memaksa untuk masuk kedalam kamar ayahnya.

Dan ya, sepenjang Sakura memeriksa keadaan Naruto, Himawari tidak beranjak sedikit pun. Gadis kecil itu setia berdiri di samping ranjang, menunggui ayahnya.

"Dia baik-baik saja. Ingat ayahmu itu kuat kan?" Sakura melempar senyum manis mencoba membuat anak itu yakin soal kondisi sang ayah. Sedang Himawari mengangguk.

Setelahnya Sakura menoleh pada Hanabi yang berdiri di dekat pintu. Dia lalu mengambil langkah mendekat pada gadis itu.

"Bagiamana?" Tanya Hanabi tak kalah khawatir.

"Dia baik-baik saja. Setidaknya untuk sekarang." Sakura berkata dengan nada sendu. "Sebenarnya apa yang terjadi?" Sambungnya kemudian.

"Aku juga tidak tahu. Tapi akhir-akhir ini pikiran kak Naruto sepertinya agak terbebani oleh beberapa hal. Khususnya tentang kak Hinata."

Sakura mengangguk pelan. "Aku mengerti. Naruto memang selalu seperti itu. Sesuatu tentang Hinata pasti akan benar-benar memengaruhinya. Aku sudah memberi obat padanya. Jika, nantinya timbul gejala serupa, segera kabari aku."

Hanabi mengangguk. "Terimakasih."

🌾🌾🌾

Setelah mengantarkan Sakura ke depan, Hanabi lekas kembali ke kamar Naruto.

Dia tersenyum sendu melihat Himawari yang masih setia menemani sang papa.

"Hima-chan," panggil Hanabi pelan sembari mendekat. Dia lalu berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan sang putri kecil.

"Sekarang kamu harus tidur, oke?"

"Tapi papa—" Himawari menolak dengan pandangan memelas. Sedang Hanabi memegang kedua pundak kecil itu.

"Papa adalah orang yang kuat, jadi pasti akan baik-baik saja. Hima percaya pada bibi kan?"

"Aku percaya bibi. Tapi, bolehkah aku tidur dengan papa saja disini?"

Hanabi tampak berpikir sejenak. Dia lekas menarik nafas setelahnya. "Baiklah. Tapi ingat, Hima harus tidur. Besok kamu akan berlatih bersama kakek kan?"

Himawari mengangguk. "Um," gumamnya.

Hanabi tersenyum tulus. Dia lalu mengelus pelan surai pendek milik Himawari.

[9] Rumah dan Keluarga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang