🌾17 > Kenz vs Souta🌾

1.3K 146 2
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto.
Canon.

.
.

🌾 Happy Reading 🌾

.

.

Flashback On ...

Kaliya terduduk di atas dahan pohon sembari tersenyum penuh arti. Matanya menatap tepat pada burung pengantar pesan yang hendak terbang menjauh.

Dia mengeluarkan pistol dari balik jubahnya. Matanya menyipit sebelum menarik pelatuk.

Sebuah jarum keluar dari dalam pistolnya dan bergerak dengan kecepatan tinggi hingga mengenai target.

Kaliya menampakkan senyum puas ketika burung itu kehilangan kesadaran dan jatuh.

Dalam satu kedipan mata dia berpindah posisi dan berdiri tepat di arah jatuhnya burung tersebut.

Dia lalu menangkapnya dengan satu tangan dan dalam hitungan detik dia berpindah ke tempat sebelumnya.

Kaliya kembali duduk di atas dahan, dengan si burung yang ia letakkan di pangkuannya. Jari lentiknya mulai bergerak mencabut kertas berisi pesan yang terikat rapih pada pergelangan kaki burung itu.

Dia tersenyum sinis, lalu menggigit ibu jarinya, sehingga cairan berwarna merah merembes keluar dari sana.

Dengan darahnya dia menuliskan satu kalimat di balik kertas itu.

Aku telah membunuh istrimu!!

Senyum puas tersungging melihat hasil karyanya yang nampak menakjubkan. Dia menggulung kembali kertas itu dan mengikat pada pergelangan kaki burung yang telah ia buat tak sadarkan diri.

Setelahnya Kaliya memegang burung itu dengan kedua tangannya hingga cahaya hijau muda muncul dan menyelimuti tubuh burung tersebut

Perlahan tapi pasti kelopak mata kecilnya terbuka, dan Kaliya pun melemparkannya ke udara. Membiarkan hewan itu melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.

Flashback Off ...

🌾🌾🌾

"Mengalahkan mereka ternyata lebih sulit dari yang ku bayangkan." Yuri bercakar pinggang sembari menatap anak-anak yang menjadi lawan mereka, kini telah terkulai lemas di tanah.

Di tempatnya Yui mengangguk setuju. "Terlebih dua anak yang terakhir. Mereka kuat."

"Huh ... Abaikan soal itu kita harus mencari yang lain." Yuri menghela nafas lalu berbalik menatap Yui yg berdiri disampingnya.

Pemuda itu pun mengangguk setuju. Mereka lalu berbalik ke belakang dan berjalan ke arah tembok yang menutup akses mereka menuju anggota tim yang lain.

Yui lalu meletakkan tangannya pada tembok itu. Dengan jutsunya, udara yang tak terlihat itu berubah seperti pisau yang memotong tembok tersebut dengan mudahnya hingga hancur berkeping-keping, dan runtuh di hadapan mereka.

Yuri sedikit memejamkan mata saat debu akibat runtuhnya tembok tersebut membuat indra penglihatannya terasa perih.

"Kita harus pergi menghampiri nona Hinata lebih dulu," ucap Yui setelahnya.

Mendengar hal itu Yuri segera membuka mata dan mendapati dua tembok menjulang di depan dan samping kanan mereka.

Jika ingin menghampiri Hinata maka mereka harus menghancurkan satu lagi tembok yang berada di depan.

[9] Rumah dan Keluarga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang