Sebaik apapun diri kita,manusia tak akan pernah terlihat sempurna dimata manusia.
Afternoon Depression
MISCA mengeluarkan handphone dari dalam saku kemejanya,mengecek satu persatu pesan dari puluhan pesan undangan party yang masuk ke dalam inbox-nya.Ia menoleh,dan baru tersadar jika sejak tadi Alice sedang mengamatinya.
"Kenapa ngeliatin begitu?"tanyanya dengan nada risih yang kentara.
"Nggak apa-apa."Lice menggeleng,tersenyum,dan sukses mengambil alih perhatian Misca selama beberapa detik.Cewek itu baru tersadar begitu handphone yang ada di genggamannya melompat,jatuh ke lantai dan lebih naasnya lagi,terbelah menjadi dua bagian antara badan dan casing belakangnya.
Misca meringis.Bahunya terasa sakit,seperti dihantam sesuatu yang sangat keras.Ia berbalik.Matanya memicing mencari biang kerok yang baru saja berulah dan menemukan sosok mungil sedang kesakitan di hadapannya.Cewek itu memegang bahu persis seperti apa yang sedang Misca lakukan.Bedanya,dia tertunduk dengan gesture terkejut bercampur takut.Tangannya terus meremas ujung hijabnya.
"Eh,ANJINGGG!Jalan pake mata!"
Alice tersentak—nggak!Satu koridor tersentak mendengar makian keras yang Misca lemparkan ke arah cewek yang baru saja menabraknya itu.
Cewek itu terlihat syok.Bibirnya bergetar mengucapkan kata maaf namun direspon dengan pelototan tajam oleh Misca.Misca mendekat.
"Anisa Kasturi Janna,gue bilang gak akan lelah buat ingetin nama itu terlalu bagus buat lo."ujarnya serasa memebaca nama yang tertera pada nametag di kemeja cewek itu,kemudian mendengus refleks.
***
Anisa kaget.Kagett banget diteriakkin anjing sama makhluk aneh berambut pink di hadapannya.Tapi tak bisa dipungkiri,selain punya wajah jutek,cewek itu juga punya keahlian mengintimidasi yang super.Atmosfir di sekitar mereka langsung berubah dalam sekejap,membuat Anisa sedikit ketakutan.Entahlah apa penyebabnya.Tapi,ada sesuatu yang membuat Anisa selalu ingin menunduk ketika cewek itu menatapnya.
"Sorry.Aku nggak sengaja.Lagi buru-buru."
Cewek itu tampak tak terima dengan jawaban Anisa,ia maju dan mendorong bahu Anisa dengan keras.Membuat Anisa terhuyung dan menjatuhkan tumpukan kertas yang dibawanya.
"Apa orang tua lo gak mendidik kesopanan sih?!"Misca semakin ganas ingin meraih rambut Anisa dan hendak menjambaknya.
"Misca,lo apa-apaan sih!"Lice berusaha melerai.
"Dan apa yang lo lakuin tadi sopan?!"kata Anisa sinis setelah berdiri dan memungut kembali kertas yang tadi berserakan.
Anisa menghentikan ucapannya sesaat."Dasar,adiknya napi!"lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afternoon Depresion |Tamat✔️
Teen Fiction⚠️ Peringatan!Cerita ini mengandung konten sensitif seperti depresi, kekerasan, bunuh diri dan beberapa hal negatif lainnya.Dimohon kebijakan pembaca ⚠️ °°° Kisah-kisah ini bukan perihal memiliki pasangan yang sempurna. Namun, pasangan yang saling m...