Sampai detik ini kamu masih menjadi alasan kenapa hatiku belum mau menerima siapa pun.
Afternoon Depression
SEJUJURNYA,hari ini hari libur karena pelepasan siswa kelas dua belas.Ya,Kak Langit,seniornya itu tidak pernah mengenakan seregam putih abu-abu lagi ataupun menganggu dirinya.Tetapi,kelas sebelas diharuskan masuk untuk meramaikan acara itu,dengan mengadakan bazar.
Anisa sedikit memoleskan taburan bedak diwajahnya,dan memasang jilbab syar'inya.Setengah jam lagi,waktu menunjukkan pukul sembilan.Seharusnya ia berangkat dua jam yang lalu tetapi dia malas untuk menghadiri acara itu.Dia memang sengaja melakukan itu.
Dengan santainya ia menuruni anak tangga,menyapa Mbok Kina yang sedang membersihkan ruang keluarga.Sebelum berjalan lebih lanjut menuju garasi,Anisa berpamitan dengan Bunda.
Masih pada suasana libur,seluruh anggota keluarganya kini berkumpul di meja makan.
"Selamat pagi,"sapa Anisa.
"Anisa cantiknya MasyaAllah..."Bunda menyambutnya dengan senyum ketika ia bergabung ke meja makan.
"Kamu mau keluar,Nak?"
Anisa mengangguk sebelum meninggalkan meja makan.
Mobil BMW putih itu meninggalkan pekarangan rumah Anisa dan Lian,mobil itu membelah jalanan dengan kecepatan rata-rata.Cukup memakan waktu satu jam kurang lima belas menit menuju sekolahnya,apalagi jalanan tengah lenggang.Jadi,tidak ada hambatan untuk segera sampai sekolah.
***
Anisa keluar dari mobil BMW putihnya yang terparkir tak jauh dari lobi utama SMA Nusa Lima.Anisa mendorong pintu mobil,lalu melepaskan kacamata hitam yang dipakainya,meninggalkan kesan kaget yang begitu mendalam yang membuat seluruh siswa yang lewat di depannya menatapnya kagum.
"Selain goodlooking,Anisa juga goodmoney."
"Anisa,aku ingin berbicara empat mata denganmu?"
Anisa hanya mengangguk,mengambil tasnya di kursi belakang.Kemudian,Langit melanjutkan ucapannya yang terpotong."Kita ke stand itu dan ngobrol gak lama."
Anisa menatap tak mengerti Langit yang menyodorkan paperbag."Kata Pak Arkan,surat permohonan beasiswa kuliah ke luar negeri kamu sudah disetujui."
"Terima kasih,"ucap Anisa setelah mengambil paperbag ditangan Langit.
"Anisa,aku menyukaimu?"
"Aku membencimu,"sahut Anisa tajam.
Raut wajah Langit berubah dan otot rahangnya berkedut."Aku tahu,"katanya kaku."Kamu sudah sering mengatakannya dengan jelas."
"Aku membencimu,"sembur Anisa sekali lagi.Kekesalannya semakin besar dan ia tidak bisa mengendalikan mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afternoon Depresion |Tamat✔️
Ficção Adolescente⚠️ Peringatan!Cerita ini mengandung konten sensitif seperti depresi, kekerasan, bunuh diri dan beberapa hal negatif lainnya.Dimohon kebijakan pembaca ⚠️ °°° Kisah-kisah ini bukan perihal memiliki pasangan yang sempurna. Namun, pasangan yang saling m...