Entah itu akal bulus atau rumus kalkus.Nyatanya ada getaran halus yang memaksaku terus menerus memikirkan dia sampai waktu tergerus mengingat senyumnya hingga rindu menggerus.
Afternoon Depression
MALAM membungkus diri dengan selimut kabut.Bintang gemintang tak nampak,tertutup awan mendung yang menggantung.Suara burung hantu bersautan dengan suara jangkrik,berlomba mengisi malam dan tak ingin kalah pada kesiur gerimis yang mengguyur.
Anisa tengah bergulung dalam selimut.Di bawah temaram lampu kamar,ia tidak bisa tidur,ia takut untuk memejamkan mata malam ini.Penyebabnya satu hal;apalagi kalau bukan pikiran tentang Lian.Setelah beberapa kali bermimpi Lian,aku tak ingin memejamkan matanya karena takut kehilangan Lian setelah mataku kembali terbuka.
Singkat namun menyakitkan.
Jam berdentang sebanyak tiga kali,aku menggeliat.Gadis itu menatap jam dinding,kemudian bangkit dengan langkah terseok-seok untuk mengambil air wudhu.
Kamu mau liat keajaiban?Bangun di sepertiga malammu,ceritakan semua beban diatas sajadahmu.Atau doakan seorang yang kamu rindukan,tapi tidak bersuara denganmu.Percayalah rindu itu akan sampai padanya bonusnya kamu bertemu di dalam mimpi.
Di sujud pagi ini tangis ku runtuh.Anisa mengusap air mata yang jatuh dengan sapuan mukena.Ia terduduk di sajadah,menangis selepas Shalat Tajajjud.Sedari tadi aku mencoba terlihat baik-baik sajaIa tak memikirkan hatinya yang tak bisa lagi menahan rindu.
Apakah cintanya terlalu lemah hingga ia di uji?Atau justru cintanya kuat sehingga aku bisa beberapa kali menatap senyum Lian lagi.
"Mas Lian kok bisa sih tangannya gede begini."Anisa cekikikan.Jemari kanannya tidak berhenti meraba tangan Lian sampai lengan atasnya.
"Kasih,saya lagi nyetir,jangan gitu!"Lian memperingati akan berbahaya di perjalanan,segera menurunkan tangannya kembali melingkar di perut Lian.Anisa menyurukkan kepalanya lebih mendekat ke bahu Lian."Mas Lian memang suka olahraga ya?"
"Kalau sempat aja,kan di rumah begitu."jawab Lian kalem.
"Oh iya ya?Berarti udah dari sananya ya?"tanya Anisa lugu.
"Mungkin karena saya dulu atlet basket."
Anisa terdiam."Nggak capek olahraga terus?"
"Enggak."
"Kok bisa?Kasih kalau disuruh pindahin pot bunga yang di depan rumah itu aja nggak kuat.Capek."
Lian tidak menjawab.Terkesan aneh saja dengan ungkapan Anisa."Berarti kalau Mas Lian waktu itu SMP,Kasih masih apa ya?SD kan?"
"Iya kayaknya."
"Emang Mas Lian kelas berapa mulai jadi atlet basket?"
"Emm ... "Lian berusaha berpikir di tengah-tengah konsentrasinya menyetir."Dua SMP kalau nggak salah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Afternoon Depresion |Tamat✔️
Teen Fiction⚠️ Peringatan!Cerita ini mengandung konten sensitif seperti depresi, kekerasan, bunuh diri dan beberapa hal negatif lainnya.Dimohon kebijakan pembaca ⚠️ °°° Kisah-kisah ini bukan perihal memiliki pasangan yang sempurna. Namun, pasangan yang saling m...