Bagian (6) We Were Born to be Alone

229 88 151
                                    

Now Playing | Lee Hi - Only

Selamat membaca  Bagian  Enam

Kita adalah pernah,bukan punah.Bukan menyerah,hanya sudah. I Love More Than Uknow

Afternoon Depression


10 April 2013

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 April 2013

"Permisi,apakah ini dengan nyonya Anisa?"tanya seseorang yang disebrang sana.

"Iya,dengan saya sendiri,"
"Kebetulan sekali,kami dari pihak rumah sakit menyatakan bahwa Dokter Aulian sedang kritis saat ini."

Anisa sampai lemas jantungnya,serasa copot dari tempatnya.Melihat lokasi rumah sakit di google maps itu cukup jauh dari sini.Ia pergi ke stasiun untuk memesan tiket menggunakan seragam sekolah,kurang lebih satu jam Anisa baru bisa sampai.Pikiran-pikiran buruk mulai menghantui pikirannya sepanjang perjalanan.

"Permisi,apa ada pasien yang bernama Aulian Awwab Irawan?Dia dirujuk dari Rumah Sakit Sane Way.Saya istrinya,saya mau tahu ruang rawat inapnya,"kata Anisa sembari mengambil nafas beberapa kali karena kekelahan.Suster itu meminta dirinya menunggu sebentar,dia memeriksa datanya di komputer.Rumah sakit ini lebih besar dari rumah sakit cabang.

"Aulian Awwab,23 tahun?"tanyanya,Anisa mengangguk mengiyakan.

"Beliau dirawat di ruang HCU.Ruangannya ada di lantai 7 sebelah kanan nomor 56,"lanjut suster tersebut.Anisa menemukan ruangannya dengan cepat,jantungnya seperti jatug ke dasar perut ketika melihat beberapa selang sekaligus menempel pada tubuh orang terkasih.

Sebuah alat menyala disampingnya,darah itu bergerak memenuhi selang-selang besar,mengalir melewati benda itu.Anisa menutup pintunya perlahan.Semua orang mengira bahwa dia sedang berada di pesawat dan dalam keadaan baik-baik saja.

Air mata Anisa sudah bercucuran sejak tadi.Oh Ya Allah apalagi yang terjadi?Dirinya duduk di kursi dan menggenggam tangannya yang kini sudah tak sekuat dulu.Tangan yang dulu pernah menjaga Anisa.Sekali lagi dirinya menangis,bahkan sejak tadi berada di dalam kereta,pikiran Anisa melayang memikirkan hal-hal yang buruk.Isakan kecilnya berhasil membuat Lian terbangun.

"Kasih ..."kata Lian lirih bercampur kaget,dia bahkan mencoba untuk bangun.

"Mas Lian gak boleh nggak boleh banyak gerak,"kata Anisa sambil cepat-cepat mengusap kedua mataku agar dia tidak melihat kalau dirinya menangis.

"Kasih ... kenapa kamu ada disini?"tanyanya pelan sekali,membuat alat bantu beruap.

"Kasih yang seharusnya nanya,kenapa Mas Lian ada disini sendirian?Kenapa Mas Lian gak bilang kalo sakit?"kata Anisa.Dia berusaha melepas alat bantu pernafasannya tapi Anisa menahannya menyuruh Lian untuk tetap seperti itu.Anisa tahu alat yang berputar mengalirkan darah itu adalah dialiser,alat untuk menyaring darah.

Afternoon Depresion |Tamat✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang