Bagian (30) Time Walking Through Memoris

91 23 15
                                    

Aku ingin sekali membenturkan kepala sampai lupa ingatan hingga namamu tak lagi mengangguku.Melihat orang lain dengan namamu tidak harus membuatku memutar seluruh kenangan brengsek itu lagi.

Afternoon Depression

Afternoon Depression

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prancis, 2014

SEKITAR satu jam aku masih belum kebagiaan tempat duduk.Aku menyesali tidak membawa mobil sendiri.Ketika bus yang kutumpangi akan sampai ke alun-alun kota Prancis,mobil di depannya malah tidak bergerak sama sekali.Jalan ini memang tidak terlepas macet ketika hari sabtu dan minggu,dimana banyak keluarga yang ingin menghabiskan waktu mereka untuk berlibur bersama keluarga.

Orang-orang di dalam bus membicarakan sekaligus menebak apa yang terjadi di jalan melingkar mengelilingi taman itu.Suara ambulan terdengar menggema,mengalihkan perhatian kami.Bukan hanya satu,ada enam ambulan yang berhasil melintas dan tertangkap mataku saat itu.

Anisa mengeluarkan permen dari cardigannya.Cuaca berada pada suhu 14 derajat celcius.Cukup hangat meski nanti malam akan kembali ke angka 2 derajat.

"Ada apa ya,De?Kok banyak ambulan gitu."tanya kakek yang memegang tongkat dan juga berdiri disampingku.

Melihat keadaannya yang berjalan mengenakan tongkat,membuatku mengingatkan pada diriku sendiri yang pernah mengalami cobaan itu selama lima bulan.Dan,yang paling menjengkelkan,anak dengan seragam SMA itu tidak memperhatikan stiker yang ditempel dikaca bahwa kursi duduk jelas diprioritaskan untuk; ibu hamil,ibu yang menggendong anak,orang tua,dan pecandang cacat.

"Mungkin ada kecelakaan motor yang nerobos lampu merah,Pak.Dipertigaan jalan ini banyak banget yang sering menerobos lampu merah,"kata salah satu penumpang lain mewakiliku untuk menjawab.

Aku hanya tersenyum pada kakek itu.Arloji di tanganku sudah menunjukkan jam dua belas siang tapi aku masih sangat jauh dari apartemen yang ku tempati selama di Prancis.Akhirnya aku memutuskan untuk turun dan memilih berjalan kaki,setelah melewati kemacetan ini mungkin aku bisa naik bus lain di halte berikutnya.

Sungguh,rupanya Allah tengah murka sampai-sampai menurunkan musibah seperti ini.Memang terjadi kecelakaan,tapi ini lebih mengerikan dari dugaan bapak-bapak tadi.

Ini bukan kecelakaan biasa,ini kecelakaan beruntun dimana sebuah titik tangki air terguling dapat ditikungan jalan.Enam mobil tabrakan dibelakangnya bahkan ada mobil yang sudah tak terbentuk.

Banyak garis polisi yang sudah dipasang.Aku bisa melihat orang menjerit dimana-mana.Ketakutan dan kepanikan,lengkap dengan korban yang berlumur darah.Beberapa kali aku mengucapkan kalimat istighfar.Kakiku gemetar,sangat tidak manusiawi jika aku melintas begitu saja hanya untuk bisa terlepas dari kemacetan ini.Tanganku ikut gemetar dan aku mulai berkeringat tak jelas ketika mendapati kaca berserekan di aspal,dengan terburu-buru kusintikkan obat penenang tepat di pembuluh vena tangan.

Afternoon Depresion |Tamat✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang