Now Playing | Heize - On Rainy Day
Selamat Membaca Bagian Sembilan Belas
Dulu kau tak ada,lalu kau ada.Maka ketika kau menghilang,aku sudah tahu.Ini pasti mimpi.Mimpi indah,hadiah dari Tuhan.Langit menjelang shubuh.
APABILA engkau kehilangan sesuatu yang sangat engkau cintai,maka ingatlah bahwa pepohonan juga kehilangan semua daunnya dikala musim gugur dan itu agar dia mendapatkan daun yang lain di musim selanjutnya.Begitulah kehidupan manusia yang selalu mengalami perpindahan fase dalam kehidupannya.Anisa menaiki motor sejenis matic milik Rara dan mendekatkan dirinya ke arah telinga Rara."Ke makam dulu,ya?"
Motor Rara memasuki pekaranga makam Lian.Anisa menuruni motor Rara,ditangannya ada bunga beserta air untuk menghiasi makam Lian.Anisa berdiri menatap nama Lian disana,air matanya turun tanpa pamrih.Masih seperti itu.
Rara di sebelah Anisa menatap makan yang entah siapa di dalamnya."Udah lama,ya,Mas?Maaf ya,baru sempet sekarang."
Air matanya semakin deras."Kamu baik-baik aja kan disana?Abi baik juga?Kalian pasti saling menjahili satu sama lain."
Anisa berjongkok."Kasih kangen kamu,tapi nggak bisa meluk kamu.Kasih kangen,tapi Kasih nggak bisa liat kamu,tapi kamu bisa liat Kasih ..."
Anisa mengusap air matanya yang masih turun deras."Kasih cengeng kalau Mas tau,Kasih masih permaisuri Mas Lian yang akan menangis kencang ketika merasa kesakitan dan setelah Mas Lian pergi,aku selalu merasa patah berkali-kali.Kasih pamit,ya."
Anisa menatap makam Lian,dan berjalan meninggalkan Lian yang entah mungkin melihat punggung gadis itu."Gue masih gak nyangka kalo lo nikah sama Dokter Lian?"
Anisa mendongak menatap Rara lupa bahwa gadis itu ikut bersamanya."Oh,aku juga belum percaya kalau dirinya telah pergi,"katanya terus terang sama seperti biasanya.
***
Anisa mendorong pintu kafe dan disambut dengan bunyi lonceng dan bau kopi yang semerbak memenuhi ruangan.Anisa melambaikan tangan pada beberapa orang di meja itu,dan menyapa mereka dengan senyuman tipis miliknya.
Rara melepaskan jaket dan menggantungkannya di tiang gantungan disamping perapian.Anisa tidak melakukan hal yang sama.Gadis itu duduk bersendakap di salah satu dari empat kursi berlengan empuk yang mengelilingi meja kaca antik berbentuk bulat.Ia masih mengenakan jaket,bahkan tasnya masih tergantung di bahunya.Bahasa tubuhnya menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak berniat berlama-lama di sana.
"Mau pesan apa kalian?"tanya Sarta.
"Ikut aja sama kalian,"balas Anisa bersamaan dengan Rara.
"Gue gak kemana-mana kok Nis,Ra,"timpal Sarta diselingi tawa terbahak-bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afternoon Depresion |Tamat✔️
Roman pour Adolescents⚠️ Peringatan!Cerita ini mengandung konten sensitif seperti depresi, kekerasan, bunuh diri dan beberapa hal negatif lainnya.Dimohon kebijakan pembaca ⚠️ °°° Kisah-kisah ini bukan perihal memiliki pasangan yang sempurna. Namun, pasangan yang saling m...