Bagian (9) Scientist

139 67 83
                                    

"Untukmu,hadirmu membawa banyak warna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untukmu,hadirmu membawa banyak warna.Mulai dari cerita,mimpi,sampai pengalaman pahit. Semuanya aku belajar darimu; sampai rasa luka, getir darah, semuanya terasa sembuh. Aku bersyukur pernah se atap denganmu, sedikit banyak mengajarkan menjadi lebih sekuat baja.Terima kasih telah hadir di bumi, tuan."

Dari Lian dan Anisa yang pernah berbahagia bersama.

🍁🍁🍁

"Anisa!"

Anisa menoleh kaget bercampur sebal, karena hanya satu orang yang suka memanggilnya begitu,Langit.

Yang ia kagetkan adalah, Langit memanggilnya begitu keras saat ia sedang menonton pertandingan bola istirahat kedua setelah dzuhur. Dan  Langit adalah salah satu pemain bolanya.

Alhasil, seluruh pasang mata kini menatapnya, termasuk Rara dan Sarta. Rara menatap kasihan karena ia jadi pusat perhatian.Sarta menatap bingung.

Anisa memalingkan pandangan, meski akhirnya terasa tak sopan. Kak Langit berlari ke arahnya dengan wajah yang penuh dengan keringat.Mungkin jika orang lain yang Langit temui pasti orang itu bisa terpana dengan wajah tampan Langit. Namun, yang ia temui adalah Anisa semua itu tak ada efeknya. Hatinya telah tertutup tuju hijab berlapis-lapis agar tak mudah baperan.

Anisa langsung menjaga jarak dengan Langit. Sementara,Langit mengernyit bingung.Kenapa Anisa selalu menjauh darinya? Pasalnya seluruh siswi di sekolah ini berharap bisa selalu di dekat Langit

"Kenapa lo selalu menjauh dari gue?"tanya Langit spontan.

"Karena, kita bukan mahram. Dalam hadist menyatakan, tidaklah seorang perempuan berkhalwat dengan laki-laki kecuali yang ketiga adalah setan,"jelas Anisa tetap memalingkan wajahnya.

"Makanya kita halalkan saja biar berkah,"sahut Langit dengan menyerengai tak jelas.

"Dalam hadist juga menyatakan.Wahai para pemuda, jika salah seorang dari kalian mampu menikah, maka lakukanlah, sebab menikah itu baik bagi mata kalian dan melindungi yang paling pribadi (farj).''Langit menyahut Anisa tak mau kalah dengan ilmu agama yang ia ketahui.

Anisa melotot."Apakah Kak Langit mampu? Menikah bukan soal baper-baperan tetapi bagaimana dua orang saling bertemu setiap harinya untuk tetap mencintai."

"Selain itu,Kak Langit terlalu caper buat aku ..."desisnya.

Setelah mengucapkan hal itu Anisa segera beranjak pergi, kesal setengah mati.Rara berlari mengikuti langkah sahabatnya itu, sementara Langit berdiri dengan tatapan terbengong-bengong.Begitu pula seluruh mata disana, tentu saja adegan baruaan begitu sangat aneh apalagi bagi haters Anisa.

Anisa yang sedari tadi cemberut hanya diam, ia memutuskan pergi ke kamar mandi untuk berwudhu. Ia ingin meluapkan semua ini agar hatinya kembali tenang.

Dikamar mandi, bukannya ketenangan hati yang ia dapatkan,moodnya semakin memburuk.Ia bahkan belum sempat berwudhu saat mendengar beberapa siswi ngerumpi di kamar mandi.

Afternoon Depresion |Tamat✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang