6. SDA

71 50 13
                                    

“Ibarat kata, semua orang pasti punya masalah tersendiri”
Semesta Ryan Alveno

Happy Reading




Rumah sakit Mangunkusumo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rumah sakit Mangunkusumo

Ya. Anggota geng AODRA dan Black Wolf sekarang sudah berkumpul di rumah sakit ini. Mereka juga panik, khawatir atas yang dialami Dava sekarang.

"Ta... Dava, semoga dia gak papa." tangis pecah Narendra menyebut nama Dava, Semesta pun langsung memeluk erat tubuh Narendra dan berusaha menenangkannya.

"Kita berdoa, semoga Dava baik-baik aja." ucap Semesta menyakinkan Narendra. Dava akan baik-baik saja.

Dua orang inti anggota Black Wolf datang berlari menghampiri Semesta dan Narendra. Mereka ngos-ngosan sambil mengatur nafas karena berlarian, panik mendengar kabar ini.

"Ndra... Kok bisa kaya gini? Apa yang terjadi? Dava gak papakan?" cemas cowok ini yang baru datang. Ikut mengkhawatirkan kondisi sahabatnya.

"Kita doain yang terbaik buat Dava aja," balas Arga kepada semua orang disana.

Pintu UGD terbuka lebar, menampakkan seorang Dokter berjubah putih keluar dari ruangan itu. Semesta berserta semua anggota geng yang disana tertuju pada Dokter itu. Lalu mendekatinya.

"Dok, bagaimana keadaan sahabat saya? Dia baik-baik saja kan Dok?" tanya Semesta dengan cepat kepada Dokter itu.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk pasien. Tapi Tuhan lebih menyayangi nya.” jelas sang Dokter.

“APA YANG DOKTER KATAKAN! TEMAN SAYA MASIH HIDUP! DOKTER CEK KEMBALI KONDISI DIA! SAYA PERCAYA, PASTI DOKTER SALAH CEK DIA! DIA MASIH SELAMAT DOK! DIA MASIH HIDUP!” emosi Narendra memuncak mendengar tutur kata dari sang Dokter. Tak terima, ia mencengkram kerah baju sang Dokter, dengan emosi yang sudah hilang kendali.

“Dan pasien tidak tertolong karena ia keracunan makanan, itu saja yang ingin saya sampaikan." Jelas sang Dokter. Seketika tubuh semua orang disana lemas tidak berdaya mendengar perkataan tadi.

"DOKTER INGIN UANG BERAPA?!! 5 MILYAR ATAU LEBIH!! ASAL TOLONG!! SELAMATKAN SAHABAT SAYA!!" Sentak Narendra sudah meneteskan air mata. Cairan bening itu, sudah memenuhi pipi manisnya.

Seakan ini semua adalah mimpi. Tamparan keras di pipi Narendra ia layangkan sendiri di pipinya, berharap ini adalah bunga tidurnya– namun tamparan keras itu nyatanya sakit. Itu bukan mimpi, namun kenyataan. 

"Ndra.. lepasin Dokter itu, ia gak bersalah." Ucap Arga menarik lengan Narendra untuk melepaskan kerah baju Dokter itu.

"Kalau begitu saya permisi dulu," ujar Dokter itu pergi meninggalkan semua orang disana. Setelah Narendra melepas cengkraman baju sang dokter.

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang