27. Harapan kembali persahabatan

36 24 6
                                    

“Gak usah takut, semua akan baik-baik saja”
Alam Bintang Rayna

Happy Reading




Semesta hanya mengangguk.

"Lana... Kak Alam kasih kamu coklat, di makan ya. Sama jangan ngerepotin kak Esta ya," ujar wanita itu diangguki Lana.

"Tapi Kak Alam harus janji buat main sama Lana lagi ya?"

"Janji," Alam menyilangkan jari kelingkingnya di jari Lana.

"Udah?" Tanya Semesta cuek kepada Lana– Lana mengangguk. "Kita pulang,"  Semesta tanpa pamit dengan Reta dan Alam– langsung meninggalkan mereka begitu saja.

"Dia sebenarnya perhatian sama baik ya, Ret. Walau kadang nyebelin, keras kepala, gengsi." sambung Alam menatap punggung lelaki itu yang sudah menjauh darinya.

"Baik dari Jerman?! Songong kaya gitu lu puji!" Timpal Reta menaikkan suaranya.

"Lu gak boleh, ngomong kaya gitu." Balas Alam.

"Lu naksir ya? Sama itu orang? Sampai-sampai lu bela dia." Tebak Reta.

"Lo kali yang naksir!" Balas Alam.

"Lagian juga, gue baik karena Mamanya kasih gue coklat satu toples. Sebagai tanda terima kasih, karena nolongin itu orang."

"Tumben Tante Lusi baik sama lu?" pikir Reta bingung.

"Ya mana saya tau Mbak,"

☃️☃️☃️☃️☃️

"Nah, selesai sekarang." Lega cewek itu menepuk kedua tangannya setelah selesai membungkus kotak cukup besar didepannya.

"Waktunya misi selanjutnya," antusias serta senyum tipis di wajah cewek itu.

"Misi apa Shen?" Tanya Riski tepat berada di belakang Shena. Shena segera membalikkan badannya menghadap Riski, Shena memegang kotak itu dengan biasa saja dihadapan Riski.

"Hadiah buat teman gue," reileksnya agar tidak membuat Riski curiga.

"Oh.. tak kirain misi apa tadi," ucap Riski tanpa curiga. "Ternyata misi kejutan ya?"

"Iya misi kejutan. Ki ... gue pamit duluan ya. Mau kasih kejutan ini buat teman gue,"

"Namanya siapa?" Tanya Riski.

"Ada deh. Rahasia ..." Senyum Shena langsung pergi meninggalkan Riski. Riski kelihatan bingung melihat kotak yang Shena bawa tadi.

"Mau kemana lo?" Tanya Narendra memarkirkan motor bersama yang lainnya berlalu mencopot helmnya menaruh di tangki motor. Bola matanya memperhatikan Shena yang ingin pergi itu.

"Ke rumah temen," singkatnya memundurkan motor seraya memakai helm.

"Bawa apa di tang lo itu?" Penasaran Narendra melihat kresek hitam menggantung di tang motor Shena.

"Hadiah buat teman gue. Gue pamit dulu ya. Entar balik lagi," jawabnya langsung menjalankan motornya.

"Hati-hati dijalan!" Seru Vano melambaikan tangan.

Narendra memasuki markasnya. Bola matanya tertuju pada Riski yang terduduk selonjoran di tiker yang ia gelar kemarin sore.

"Cepat banget lu sampai?" Tukas Narendra ikut duduk disamping Riski.

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang