41. SDA

28 20 6
                                    

"Perjuangan exstra memang membutuhkan banyak waktu"
- Margaretha Nika

"Perjuangan exstra memang membutuhkan banyak waktu"- Margaretha Nika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading




"Jadi, Pak Danu mengundang saya ke sini, untuk membicarakan soal apa? Apa ada hal penting yang menyangkut tentang kedua anak saya?" Tanya Kenzo. Duduk berhadapan dengan Danu, seraya tatapan sang anak mengarah padanya.

Tundukkan kepala dari kedua anaknya, membuat Kenzo khawatir akan hal yang terjadi pada keduanya. Sayup raup, wajah ditampilkan oleh Shena, membuat Kenzo semakin khawatir dengan putri satunya itu.

Tatapannya kembali mengarah kepada Danu. Hembusan nafas berat keluar dari mulut Danu, seakan tak sanggup berbicara dengan Kenzo, menyatakan suatu hal penting kepada orang tua Shena dihadapannya.

Hembusan itu terdengar diteliga Kenzo, perasaan kabut diselimuti khawatir menyertai hatinya. Lengkuk bibir Danu, ingin berbicara, membuatnya semakin tak sabar dengan ucapan apa yang akan pria dihadapannya lontarkan.

"Maafkan saya Pak, saya harus berbicara seperti ini kepada anda. Hal ini mungkin berat, untuk kita. Namun, perbuatan Shena... Tak bisa tertolong lagi. Kami pihak sekolah– sudah tidak bisa menampung Shena, sekolah disini."

"Sikap dan perilakunya, yang tak patut dicontoh, sudah membuat para guru... Jengkel terhadap kelakuannya. Oleh karena itu... Saya mewakili guru lain, menyampaikan, bahwa Shena dikeluarkan dari sekolah ini."

Deg!

Bagai disambar petir, Kenzo tak percaya dengan ucapan guru dihadapannya. Mungkin saja, ia salah mendengar. Karena, akhir-akhir ini, ia sering melamun hingga... Panggilan seseorang ia alihkan ke hal lain.

Kekeh Kenzo, melepaskan ke tegangan dan kesedihan dari orang-orang disana.
Dirinya mengulang lagi, apa ia salah dengar? Atau sebaliknya.

"Bapak itu kalau bercanda kelewatan. Tapi, akting bapak itu bagus lho. Udah buat kita semua, jadi tegang dan merasa sedih seperti ini." Ujar Kenzo memecah keheningan. Arah mata Shena, kini- tertuju pada sosok lelaki hebat dihadapannya.

"Makasih atas pujiannya Pak. Tapi, ucapan saya tadi... Benar-benar tidak berbohong kepada anda." Ucap Danu kembali.

Badan yang awalnya kokoh, kini berubah lesu. Senyum ceria yang Kenzo ukir, kini berubah- samar akan kekecewaan dengan pernyataan Danu tadi.

"Kenapa putri saya dikeluarkan Pak? Apa kesalahan fatal yang dia buat? Sampai di keluarkan pihak sekolah?" tanya Kenzo bertubi-tubi.

"Putri bapak hampir membahayakan salah satu siswa disini. Kedua, pagi ini dia tidak melakukan pembelajaran di kelas. Melainkan, berduaan dengan laki-laki di ujung pojok sekolah. Ketiga, dia baru saja membuat keributan di kantin sekolah... Gara-gara masalah pribadinya."

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang