9. SDA

63 48 10
                                    

"Yang dikasih kepercayaan yang diterima kekecewaan"
-Narendra Karla

Happy Reading




Alam kaget melihat para sahabatnya mengeluarkan motor idaman mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alam kaget melihat para sahabatnya mengeluarkan motor idaman mereka. Ia menatap bergilir sahabatnya satu persatu. Entahlah apa yang terjadi pada sahabatnya itu, hingga membuatnya seperti ini.
"Ini benar kalian mau jalan pakai motor kaya gini?" Tanya Alam diangguki kompak oleh para sahabatnya.

"Iya, biar gak kalah saing sama geng motor kakak gue." jawab Manda dengan bangga.

"Kalau gitu, gue keluarin motor gue dulu." tangan Alam di tahan oleh pegangan tangan Sifa. Alam menyengerit seolah bertanya.

"Bonceng Manda aja. Soalnya dia sendiri. Gak ada yang punya." sindir Margareta.

"Anjay... Bukannya lu juga jomblo kan Ret?" balik Manda menyindir Margareta. Seketika Margareta kena mental. Tak membalas balik ucapan Manda.

"Kita sama-sama jomblo kok Nda. Dari pada bahas yang gak penting, mending kita jalan langsung yuk!" sahut Lintang mengajak sahabatnya untuk segera jalan.

"Ya udah... Gas weng!" semangat Manda dengan teriaknya untuk jalan-jalan.

Alam pasrah membonceng Manda, tak seperti biasa ia membonceng Manda. Ketika Alam sudah menaiki motor bersama Manda, ia sedikit takut karena tak seperti biasanya ia membonceng dibelakang.

"Hati-hati bawa motornya. Dan satu lagi, jangan ngebut!" ingat Alam kepada Manda. Cewek itu mengangguk. Mengingat ucapan sang sahabat.

"GAS KUY!!" Seru Sifa dengan gembira.

Tak tau tujuan kemana, mereka jalan-jalan dengan penuh canda, tawa, mengelilingi kota ini. Tujuan mereka hanya satu, menghibur Alam- supaya ceria seperti sedia kala.

"Sumpah, kalau bonceng itu kagak enak tau guys!" teriak Alam didengar sahabatnya.

"Tukar posisi kuy Lam!" tangis Lintang menjerit di bonceng Margareta.

"Pegangan yang erat Tang! Entar lu jatuh, gagar otak gue kagak mau tanggung jawab!" seru Sifa mengendarai motornya sendiri, dengan canda ke sahabatnya.

"Amit-amit Sif!" sahut Lintang berpegangan erat di lingkar perut Margareta.

"Balapan yuk guys!" ajak Margareta.

"Motor limit mana bisa ngebut ngejar beat beb!" seru Manda.

"Kagak apalah buat senang-senang, 1... 2.. 3..! Gas!" Margareta langsung meng-egas cepat motornya dengan kecepatan penuh. Lintang yang diboncengkan Margareta, semakin mengeratkan pelukannya. Karena sekarang, sahabatnya itu ingin mengajak dirinya mati dengan cepat.

"PELAN AJA RET!" pekik Lintang ketakutan. Margareta yang mendengar rintihan ketakutan dari Lintang, justru makin mempercepat tancapan gasnya.

"BIARIN!" balasnya.

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang